Berita Bekasi Nomor Satu

Empat Jam Api Melahap Toko Ban di Medansatria  

PADAMKAN API: Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bekasi memadamkan kobaran api yang melalap bangunan  tiga lantai Toko Ban di Jalan Sultan Agung Kecamatan Medansatria Kota Bekasi, Senin (30/6). FOTO: RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI  — Kebakaran hebat melanda toko ban di Jalan Sultan Agung Kecamatan Medansatria Kota Bekasi, Senin (30/6) siang. Api diketahui muncul sekitar pukul 14.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan setelah lebih dari empat jam upaya penanganan.

Kepulan asap pertama kali disaksikan Ahmad Rifai (30), petugas showroom yang bekerja di bangunan sebelah toko. Ia menyebut sempat melihat percikan api dari pengerjaan las baliho di bagian atap bangunan toko ban tiga lantai tersebut.

“Ini ada pengerjaan di atas. Percikan las, nah itu besi kan, jadi percikan korslet merembet, kena ban, tahu-tahu udah banyak asap,” ujar Rifai saat ditemui di lokasi.

Menurutnya, api cepat membesar karena seluruh lantai toko dipenuhi tumpukan ban baru.

“Lantai satu, dua, tiga, semua isinya ban baru. Langsung merambat dari depan sini, sampai ke belakang,” imbuhnya.

Rifai juga memastikan sebanyak delapan unit mobil baru yang terparkir di showroom berhasil dievakuasi sebelum api menjalar ke arah bangunan lain.

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Bekasi menerima laporan pertama dari warga yang datang langsung ke Mako Harapan Indah.

Tiga unit mobil pemadam langsung dikerahkan, disusul tambahan armada dari berbagai sektor karena kobaran api makin membesar.

“Total ada 17 unit yang kita kerahkan, termasuk dua dari DKI Jakarta. Kita juga dapat dukungan dari BPBD, Puskesmas, Dishub, dan stakeholder lainnya,” kata Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Disdamkarmat Kota Bekasi, Namar Naris.

Ia menyebut pemadaman sempat terkendala karena ventilasi yang minim serta lokasi toko yang berdempetan dengan pabrik di sisi kiri dan kanan.

“Untuk masukkan nozzle saja sulit. Apalagi kiri-kanan bangunan ini berdempetan dengan Pabrik Teh Botol, jadi akses sangat terbatas,” jelasnya.

Karena ban sulit dipadamkan dan menghasilkan asap pekat serta bara yang tahan lama, petugas menggunakan campuran air, detergen, dan busa (liquid foam) agar lebih efektif.

“Ban itu susah dipadamkan, asapnya luar biasa. Jadi kita pakai detergen dan foam untuk bantu prosesnya,” terang Namar.

Bangunan di bagian barat bangunan toko dilaporkan ambruk akibat beban berat dari tumpukan ban yang terbakar. Meski begitu, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

“Alhamdulillah, tidak ada korban. Kita langsung lakukan evakuasi total,” tegas Namar.

Penyebab kebakaran masih diselidiki pihak kepolisian. Namun dugaan sementara mengarah pada aktivitas las baliho di bagian atap toko. Total area yang terbakar diperkirakan seluas 1.500 meter persegi.

Selain menyebabkan kerusakan bangunan, kebakaran ini juga berdampak pada arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian. Kemacetan sempat mengular hingga Flyover Kranji. Dinas perhubungan Kota Bekasi melakukan rekayasa lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di sekitar lokasi.

“Kemacetan kita monitor sudah sampai flyover Kranji. Kita atur arus lalu lintas dan lakukan pengalihan ke Jalan Logos,” ujar anggota Dinas Perhubungan UPTD Medan Satria Dodi Setiawan.

Sementara itu, akibat kebakaran tersebut puluhan warga di sekitar lokasi harus mengungsi.

Salah satu warga terdampak, Argo (45), mengungkapkan bahwa dirinya bersama keluarga dievakuasi ke Masjid Baitul Muttaqin atas instruksi dari petugas gabungan.

“Kita ngungsi ke masjid. Tadi diperintah sama petugas pemadam dan juga dari puskesmas untuk segera menjauh dari lokasi kejadian,” kata Argo saat ditemui di tempat pengungsian.

Argo menyebut ada kekhawatiran akan kemungkinan ledakan atau runtuhnya bangunan karena api yang tak kunjung padam dan asap pekat yang menyelimuti kawasan pemukiman.

“Apalagi ada menara, terus bangunan toko juga besar, ngeri kalau roboh kena warga,” jelasnya.

Menurut Argo, sekitar 30–40 warga dari RT 06 RW 07 dievakuasi sementara ke masjid setempat. Mereka memilih lokasi itu karena lebih mudah dijangkau dan sudah dilengkapi dengan fasilitas darurat seperti ambulans dan tim medis.

“Memang agak dekat, tapi dianggap lebih aman. Di sini juga sudah ada ambulans standby dan petugas puskesmas dari Medan Satria,” ujarnya.

Meski belum ada bantuan resmi dari pemerintah, warga setempat bersama pengurus lingkungan sudah mulai bergerak memberikan dukungan logistik bagi para pengungsi.

“Baru RW yang kasih makanan buat warga yang ngungsi. Bantuan dari luar belum ada,” kata Argo.

Ia menyebut rumah Ketua RT pun ikut terdampak kebakaran, sehingga pengungsian dilakukan secara kolektif hingga situasi dinyatakan aman.

“Kita tunggu saja info dari RT dan RW. Selama belum ada pemberitahuan boleh balik, kita tetap di sini. Yang penting aman dulu,” ujarnya. (rez)