RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, angkat bicara soal pemberian rapor “merah” dari aliansi masyarakat penggiat lingkungan terhadap pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Rapor tersebut diberikan karena lemahnya sistem pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dan Sumur Batu.
Tri mengakui bahwa sistem penanganan dan pengelolaan sampah yang lemah selama puluhan tahun di Bantar Gebang berdampak buruk pada kerusakan ekologi dan pencemaran lingkungan.
“Kemudian juga berkait dengan Banter Gebang, ya kita harus akui, karena ini kan proses yang sudah puluhan tahun,” ujar Tri di gedung DPRD, Kamis (30/10).
Kementerian Lingkungan Hidup (LH) pun telah memberikan peringatan keras terkait penanganan sampah di TPST Bantar Gebang. Tri menyebut, Kementerian LH meminta Pemkot Bekasi untuk segera melakukan langkah-langkah progresif agar dampak kerusakan ekologi bisa tertangani dengan baik.
BACA JUGA: Latu Desak Pemkot Perbaiki Pengelolaan Sampah: Bantar Gebang Harus Dipulihkan, Bukan Dikorbankan!
“Oleh Kementerian LH pun kita sudah diberikan warning, dan diberikan waktu hanya tinggal tiga bulan untuk kemudian melakukan langkah-langkah progresif terkait dengan pengelolaan sampah yang hari ini, belum berpikir terkait dengan tadi kerusakan ekologi yang sudah puluhan tahun,” ucap Tri.
Tri menambahkan, permasalahan sampah ini akan menjadi masukan serius Pemkot Bekasi dalam negosiasi ulang Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemkot Bekasi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk pengelolaan sampah 2026 yang lebih modern.
“Saya kira ini menjadi bahan masukkan pada saat nanti kita bicara dengan DKI bagaimana pengelolaan yang lebih modern,” jelas Tri.
Ia juga menyampaikan kebanggaannya karena Pemerintah Pusat menjadikan permasalahan sampah Bantar Gebang sebagai proyek strategis nasional. Sampah akan dikonversi menjadi listrik melalui program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).
“Saya kira hari ini kita juga berbangga hati karena kemudian sampah sudah menjadi program strategis nasional. Presiden Pak Prabowo secara khusus menyebut Banter Gebang yang sudah memiliki deposit hampir 55 juta ton,” ungkap Tri.
“Saya kira ini menjadi satu langkah strategis yang semoga akan ada upaya-upaya percepatan terkait dengan penyelesaian sampah yang memang dihasilkan hari ini 1.800 ton, dan juga sampah yang sudah menjadi deposit,” sambung Tri. (cr1)











