Berita Bekasi Nomor Satu

Terungkap, Dua Kerangka di Gedung ACC Kwitang Sebagai Reno dan Farhan, Pendemo yang Hilang Akhir Agustus 2025

Polri mengungkap temuan dua kerangka manusia di Gedung ACC, Kwitang, Senen, Jakpus adalah Farhan dan Reno. Foto: Zakky Mubarok/radarbekasi.id.

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Misteri penemuan dua kerangka manusia di Gedung ACC, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, akhirnya terpecahkan. Kepolisian memastikan identitas keduanya setelah melakukan proses pemeriksaan dan pencocokan DNA.

Hasilnya, dua kerangka itu teridentifikasi sebagai M. Farhan Hamid dan Reno Syahputra Dewo, dua orang yang sebelumnya dilaporkan hilang usai mengikuti aksi demonstrasi pada akhir Agustus lalu.

Kepala Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, menjelaskan, bahwa timnya segera bergerak melakukan pemeriksaan begitu Rumah Sakit Polri Kramat Jati menerima data post mortem dari dua kerangka yang ditemukan di lokasi kejadian untuk memastikan identitas korban melalui proses forensik yang komprehensif.

BACA JUGA: KPAD Kota Bekasi Dampingi 24 Pelajar Tertangkap saat Demo dan Kerusuhan

Brigjen Sumy Hastry menerangkan, pihaknya menerima dua kantong jenazah berisi kerangka yang sudah tidak utuh akibat kebakaran. Dari hasil pemeriksaan, diketahui waktu kematian keduanya telah lebih dari satu bulan sebelum proses identifikasi dilakukan.

“Pada kantong jenazah nomor 0080, kami melakukan pemeriksaan identifikasi sekunder, yaitu pemeriksaan tulang tengkorak dan panggul, ditemukan jenis kelamin laki-laki ras mongoloid dan pemeriksaan tulang panjang perkiraan tinggi badan 158–168 sentimeter,” ujar Sumy Hastry saat press conference di Aula Satya Haprabu Polda Metro Jaya, Jumat (7/11/2025).

Proses pemeriksaan berlanjut pada bagian gigi serta pengambilan sampel DNA dari tulang. Dari hasil pencocokan, diketahui bahwa kerangka dalam kantong jenazah nomor 0080 memiliki kecocokan dengan data ante mortem nomor 002, yakni milik keluarga Reno Syahputra Dewo, korban hilang setelah demo akhir Agustus lalu.

“Dari hasil pemeriksaan DNA dan odontologi forensik bahwa nomor post mortem 0080 cocok dengan ante mortem 002, sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” ungkapnya.

Sementara itu, pemeriksaan terhadap kerangka dalam kantong jenazah nomor 0081 dilakukan dengan metode identifikasi sekunder, termasuk melalui barang-barang pribadi berupa kalung dan kepala ikat pinggang yang masih melekat. Tes DNA juga dilakukan sebagai pemeriksaan primer dan hasilnya menunjukkan kecocokan dengan data ante mortem yang dimiliki pihak keluarga.

“Hasil pemeriksaan DNA dari tulang nomor post mortem 0081 cocok dengan ante mortem 001, sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid, anak biologis dari Bapak Hamid,” pungkas Sumy Hastry. (cr1)