Al-Quran telah menyebutkan bahwa alam semesta ini berjalan atas kehendak Allah. Bahkan sehelai daun yan jatuh ke permukaan tanah pun semua atas izin dan ketetapan dari Allah SWT.
Dalam surat Al-An’am ayat 59, Allah SWT berfirman,”Kunci-kunci semua yang ghaib ada pada-Nya, tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
Allah SWT memiliki sifat iradah (Maha Berkehendak) yang artinya setiap muslim wajib meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini, semua atas kehendak Allah SWT. Seperti ketika Allah SWT menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Allah SWT akan memberikan kepada hamba tersebut taufik dan hidayah.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, niscaya Allah menjadikan orang itu beramal.’ Sahabat bertanya, ‘Bagaimana Allah menjadikannya beramal yang Rasul?’’Allah memberinya taufik agar ia beramal shalih sebelum matinya.”
Begitupula dengan musibah. Kedatangan musibah merupakan peristiwa yang datang atas kehendak Allah SWT. Ketika musibah itu datang maka manusia tidak akan dapat menghindari atau menentangnya.
Menurut para ulama bahwa musibah itu terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai cobaan atau peringatan. Musibah dalam bentuk cobaan itu diperuntukkan kepada orang-orang shalih. Melalui musibah itu Allah SWT ingin menguji tingkat keimanan mereka.
Sedangkan musibah dalam bentuk peringatan itu ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, dengan tujuan melalui musibah itu ia segera bertaubat kepada Allah SWT. (*)










