Berita Bekasi Nomor Satu

Perjuangan ASN Bekasi dan Putranya Keluar dari Wilayah Bencana Tapanuli Tengah

Nur Ainun Siregar (41), ASN Puskesmas Kelurahan Jatiluhur, bersama putranya, M. Nurrahman Pasaribu (16), berpoto saat perjalangan pulang ke Kota Bekasi. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Nur Ainun Siregar (41), ASN Puskesmas Kelurahan Jatiluhur, bersama putranya, M. Nurrahman Pasaribu (16), akhirnya dapat kembali ke Kota Bekasi setelah sempat terjebak di wilayah terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Rahman bersama ibunya diketahui tengah berada di kampung halamannya itu saat bencana terjadi. Mereka harus bertahan dalam kondisi serba terbatas, tanpa aliran listrik dan tanpa jaringan telekomunikasi.

“Sampai dengan Kamis 27 November kami belum menerima tanda-tanda listrik akan menyala, sinyal pun belum ada sama sekali. Namun cuaca sudah membaik hari itu,” kata warga Kecamatan Jatiasih ini.

Keesokan harinya, Jumat 28 November, Rahman dan keluarganya mulai bisa bernapas lega. Cuaca cerah tanpa hujan, dan untuk pertama kalinya ia bisa mendapatkan sinyal guna menghubungi keluarga di Kota Bekasi.

Namun perjuangannya tidak mudah agar ponselnya mendapat sinyal, ia harus menempuh perjalanan sekitar 15 menit menggunakan motor atau berjalan kaki selama kurang lebih 50 menit.

Meski cuaca membaik, kondisi jalan rusak parah akibat banjir dan longsor membuat logistik tak bisa masuk. Warga pun mulai menghadapi kelangkaan bahan pokok dan bahan bakar.

MELINTAS: Warga saat melintasi jembatan darurat yang di Desa Garoga, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. FOTO: ISTIMEWA

Persediaan bahan pangan yang ada tak mampu bertahan lama lantaran listrik padam. “Bensin menjadi langka. Telur, beras, sayuran menjadi langka. Tidak bisa menyimpan sayuran, sayuran menjadi busuk,” ungkap putra dari Bisman Pasaribu (51) ini.

Memasuki hari-hari terakhir sebelum kembali ke Kota Bekasi, bantuan mulai berdatangan melalui jalur darat dan udara. Mulai dari pakaian, sembako, bensin, hingga layanan warung makan gratis untuk warga terdampak bencana.

“Kondisi terakhir sudah mulai kondusif, jaringan mulai diperbaiki, bandara mulai beroperasi, dan akses dari luar sudah mulai bisa masuk,” tambahnya.

Pada Minggu (7/12), Ainun dan keluarganya akhirnya tiba kembali di Kota Bekasi. Sesampainya di rumah, Rahman yang kini duduk di bangku SMA—langsung mengikuti ujian susulan yang sempat tertunda akibat bencana. (sur)