RADARBEKASI.ID, BEKASI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi berupaya mencetak kader ulama muda yang tak hanya menguasai Al-Qur’an, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi digital melalui program Pendidikan Kader Ulama (PKU).
Direktur PKU MUI Kabupaten Bekasi, Ahmad Fathonih, menjelaskan bahwa PKU telah dirumuskan ulang secara strategis agar para lulusan mampu memadukan keahlian kitab dengan keterampilan digital.
“Kami ingin mereka menjadi DAI dan ulama yang mampu berdakwah lebih luas. Bukan hanya di masjid, tapi juga melalui YouTube, media sosial, dan konten digital,” kata Fathonih saat Wisuda PKU Angkatan III 2025 di Cikarang Selatan, Rabu (10/12).
Selama enam bulan pembelajaran, peserta mengikuti kuliah setiap Sabtu dan Minggu. Satu bulan pertama mereka fokus mempelajari teknologi informasi, mulai dari membuat narasi, konten, memanfaatkan media sosial, hingga riset digital. Lima bulan berikutnya diisi dengan pendalaman fiqih.
“Di Bekasi, kami rumuskan ulang agar PKU benar-benar menjadi proses pencetakan kader ulama masa depan. Dan hari ini adalah PKU angkatan ketiga,” tambahnya.
Seleksi PKU dilakukan ketat melalui tes CAT, wawancara, tes membaca kitab, penilaian moderasi beragama, hingga kemampuan teknologi. Dari 140 pendaftar, hanya 40 orang yang lolos dan dibagi dalam dua kelas.
Seluruh peserta juga wajib menyusun karya ilmiah yang dikompilasi dalam buku setebal 650 halaman. Ia menjelaskan bahwa angkatan pertama PKU fokus pada tafsir, angkatan kedua hadits, sedangkan angkatan ketiga pada fiqih dengan penguatan keterampilan digital.
“Mereka harus disiplin. Lebih dari tiga kali absen langsung tidak lulus. Alhamdulillah seluruh peserta memenuhi standar kelulusan,” tutur Fathonih
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Endin Samsudin, menilai ulama yang memahami perkembangan teknologi sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan dakwah di era informasi digital.
“Ulama sekarang tidak cukup berdakwah dari mimbar saja. Mereka harus hadir di ruang digital, memproduksi konten yang berkualitas, dan memberikan pencerahan. Dakwah digital adalah keniscayaan,” terang Endin.
Ia berharap lulusan PKU dapat menjadi teladan serta penjaga moralitas di tengah masyarakat yang dinamis.
“Jadilah ulama yang moderat, mencerdaskan, dan mampu menjawab tantangan kehidupan modern. Masyarakat memerlukan ulama yang bisa menjadi rujukan yang menenangkan,” tutupnya. (ris)











