RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Ani Rukmini, menyoroti banjir rob yang kembali melanda wilayah pesisir Kabupaten Bekasi, seperti Muaragembong, Tarumajaya, dan Babelan.
Ani menyebut berbagai langkah penanganan sebenarnya telah banyak dibahas, mulai dari relokasi warga, penanaman mangrove, hingga pembangunan tanggul. Namun ia mempertanyakan sejauh mana upaya tersebut benar-benar dijalankan.
“Banyak upaya-upaya untuk penanganan banjir Rob di wilayah pesisir. Pertanyaannya, ada apa enggak upaya-upaya itu,” ujar Ani, kepada Radar Bekasi, Rabu (10/12).
Politikus PKS itu menilai relokasi menjadi salahsatu opsi yang perlu dipertimbangkan serius. Menurutnya, jarak antara permukiman dan area terdampak harus dihitung secara detail untuk menentukan lokasi yang layak dipindahkan.
Ia menegaskan, relokasi tidak boleh menghilangkan sumber penghidupan masyarakat pesisir.
“Walaupun direlokasi, tidak sampai menghilangkan penghasilan mereka. Artinya, mereka tetap bisa punya tambak, melaut, dan lain sebagainya,” katanya.
Ani menyebut banjir rob merupakan fenomena tahunan yang sudah berlangsung lama, sehingga perlu solusi yang lebih permanen.
“Sekarang bagaimana agar tidak terdampak secara berat, itu yang harus dipikirkan, relokasi atau apa gitu. Artinya, jangan terlalu dekat jarak antara pemukiman dengan laut,” ungkap dewan dari Dapil pesisir Kabupaten Bekasi ini.
Ia mengakui proses relokasi bukan hal mudah, namun penanganan banjir rob harus dilakukan secara menyeluruh.
“Memang tidak semudah itu untuk melakukan relokasi masyarakat. Tapi konstruksinya harus mengatasi dari hulu hilirnya, maka harus komprehensif,” ucap Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi itu.
Selain relokasi, Ani mendorong pembangunan tanggul seperti yang diterapkan di Belanda. Tujuannya agar air laut pasang tidak langsung masuk ke daratan.
“Bisa juga membangun DAM (tanggul,red), jadi ketika air laut pasang enggak sampai melimpah ke daratan,” katanya.
Ia juga menilai penanaman mangrove harus didorong menjadi budaya masyarakat pesisir. Menurutnya, keberhasilan penanaman mangrove sangat bergantung pada kesadaran warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
“Penanaman mangrove itu harus jadi budaya,” tegasnya. (pra)











