RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Fujianti Utami alias Fuji akhirnya kembali tampil dalam sebuah podcast setelah sempat menolak beberapa undangan karena takut melakukan kesalahan atau blunder. Kali ini, ia hadir sebagai bintang tamu dalam podcast milik Raditya Dika yang tayang di YouTube pada 15 Desember 2025.
Dalam perbincangan tersebut, Fuji banyak mencurahkan keresahannya sebagai figur publik, khususnya terkait perilaku sejumlah oknum penggemar yang kerap merekam dirinya secara diam-diam tanpa izin. Menurut Fuji, kebiasaan tersebut membuatnya merasa tidak nyaman dan tertekan.
“Sebenernya aku risih kalau direkam diam-diam,” ujar Fuji.
Rasa risih itu semakin bertambah karena rekaman-rekaman tersebut kerap menjadi viral hanya karena diberi caption spekulatif, yang kemudian memunculkan berbagai asumsi dari warganet. Fuji mengaku harus menerima perlakuan tersebut sebagai risiko menjadi orang terkenal, meski tidak mudah untuk dijalani.
“Ya public figure juga manusia, ada capeknya,” ucap Fuji, yang langsung dipahami oleh Raditya Dika sebagai sesama figur publik.
Perasaan terus diawasi disebut Fuji sangat mengganggu, terlebih ketika dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuannya. Menurutnya, ia justru lebih senang apabila ada orang yang meminta foto secara langsung dan sopan.
“Kalau mau foto, minta baik-baik nggak apa-apa,” ungkapnya.
Fuji kemudian menceritakan pengalaman paling tidak menyenangkan yang pernah dialaminya, yakni saat merayakan malam tahun baru di Bali. Dalam momen tersebut, Fuji mengaku direkam oleh seseorang selama hampir satu jam tanpa henti.
Baca Juga: Fuji Akui Mengidap ADHD Sejak Kecil, Begini Kronologinya
“Aku pernah loh, aku hampir pengin ribut karena aku direkam satu jam, Kak,” tutur Fuji.
Awalnya, Fuji mencoba menolak dengan cara halus. Ia memberi isyarat tangan disilangkan sebagai tanda tidak ingin direkam. Orang yang merekamnya seorang ibu-ibu sempat mengangguk dan tersenyum seolah memahami, namun tetap melanjutkan aksinya.
Merasa tidak dihargai, Fuji kemudian memberikan gestur yang lebih tegas. Namun, perekam tersebut tetap tidak mengindahkan permintaan Fuji. Situasi pun membuat emosi Fuji memuncak.
“Akhirnya aku naik emosi lah. Aku keluar dari kolam renang, aku turun. ‘Bu, saya enggak mau direkam, hapus sekarang,’” kata Fuji.
Peristiwa tersebut baru mereda setelah petugas keamanan menegur ibu-ibu yang merekam Fuji. Namun, alih-alih meminta maaf, orang tersebut justru merasa memiliki hak untuk merekam siapa pun menggunakan ponselnya.
Mengetahui Fuji emosi, kakaknya, Fadly Faisal, pun turun tangan dan mencoba mengambil alih permasalahan. Meski begitu, ketegangan sempat terjadi hingga mereka harus dipisahkan oleh beberapa petugas keamanan.
“Ujung-ujungnya kami dipisahin sama satpam tiga. Karena orangnya ngeselin. ‘Kan hape kita. Emang kenapa kalau direkam? Mau lapor apa?’” ucap Fuji menirukan perkataan si perekam.
Menanggapi cerita tersebut, Raditya Dika menekankan pentingnya etika, meski secara aturan hukum mungkin belum diatur secara spesifik.
Baca Juga: Pengakuan Davina Karamoy soal Selingkuh Viral: Pikir Semua Orang Pernah Diselingkuhi
“Mungkin enggak ada aturannya, tapi secara etika kan elu pengin have fun, gue juga pengin have fun,” ujar Raditya.
Fuji menegaskan bahwa kejadian direkam diam-diam bukanlah hal baru baginya. Namun, insiden di Bali menjadi pengalaman terburuk karena dilakukan terus-menerus meski sudah ditegur.
“Aku tahu risiko public figure, tapi kalau misalnya aku sudah tegur, saling ngertiin lah,” pungkas Fuji. (ce2)











