RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pelayanan pendidikan di SMPN 26 Kota Bekasi diberikan secara merata kepada pelajar. Pelayanan pendidikan di sekolah ini tidak membedakan siswa sehat dan sakit.
Hal itu sesuai salah satu poin rekomendasi terbaru terkait pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 21 Agustus 2022 lalu.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 26 Kota Bekasi Nanang W Sobari mengatakan, bahwa di sekolahnya tidak ada perbedaan antara siswa yang sehat maupun sakit mengenai pemberian pembelajaran. Nanang mengatakan, pihaknya mempertimbangkan kondisi anak yang sakit dari psikologis hingga fisiknya.
“Kan tidak sama kondisi badannya antara siswa yang sehat dengan yang sakit, jadi paling yang sakit kita kasih tugas PJJ di rumah untuk siswa yang memang diharuskan dirawat atau istirahat di rumah,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Selasa (23/8).
Selain itu, Nanang juga menganggap bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka ini merupakan suatu kebutuhan untuk para peserta didik. Agar tidak terjadinya learning loss atau kehilangan pembelajaran untuk para siswanya, Nanang menegaskan, pihak sekolah melakukan kebijakan dengan tidak membedakan pembagian pembelajaran bagi siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah maupun siswa sakit yang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah.
Selama hampir satu setengah bulan menerapkan PTM dengan kapasitas 100 persen di sekolah, SMPN 26 Kota Bekasi tidak ada perkembangan kasus Covid-19 bagi para siswa maupun guru-guru.
Dalam menghindari kasus penularan virus Covid-19 pada para peserta didik di sekolah, Nanang menjelaskan, pihaknya selalu menjalankan standar operasional prosedur (SOP) untuk siswa yang sakit secara tiba-tiba di sekolah.
“Apapun bentuk sakitnya apalagi kalau sudah ada gejala terkait Covid-19 kita akan pisahkan siswa tersebut dengan siswa lainnya dan langsung kita hubungi pihak orangtua untuk membawanya pulang, karena kan kita belum mengetahui apakah dia positif atau negatif hasil labnya,” ungkapnya.
Terpantau di beberapa titik lingkungan SMPN 26 Bekasi juga sudah dilengkapi dengan sarana prasarana protokol kesehatan (prokes) seperti fasilitas untuk mencuci tangan beserta sabunnya. Nanang juga menjelaskan, guru-guru dibiasakan setiap pagi saat siswa masuk lingkungan sekolah selalu mengecek prokes seperti menggunakan masker, mencuci tangan, membawa hand sanitizer serta menghindari kerumunan.
“Menghindari kerumunan itu salah satu hal yang sulit ya, namun itu jadi tantangan tersendiri untuk kita,” ujar Nanang. (cr1)