RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan suporter The Jakmania Bekasi Raya, melakukan aksi solidaritas dan doa bersama serta menyalakan lilin untuk korban kerusuhan sepak bola, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Aksi para suporter tim kebanggaan warga ibu kota ini, berlangsung di Gedung Juang Tambun, Kabupaten Bekasi, Senin malam (3/10).
Ketua Korwil The Jakmania Bekasi Raya, Arief Ramdan (45) mengatakan, aksi ini karena ada tragedi yang memilukan. Dimana, suporter Aremania terkena musibah setelah pertandingan melawan Persebaya.
“Kami (The Jakmania, Red) sebagai saudara Arema, sangat prihatin. Semoga saudara-saudara kami suporter Aremania tetap solid dalam menerima cobaan ini dengan tabah,” ujarnya usai melakukan aksi solidaritas.
Arief menuturkan, aksi menyalakan lilin sekaligus menggalang dana untuk membantu para korban di Malang, Jawa Timur, yang dilakukan para suporter The Jakmania, sebagai simbol turut berduka cita.
“Ini sebagai solidaritas kami dan juga mengumpulkan donasi atas perintah dari The Jakmania pusat, kemudian akan dikumpulkan ke pusat,” tuturnya.
Arief menekankan, agar kejadian ini diusut tuntas sampai ke akar-akarnya, baik itu investigasi dari federasi FIFA, regulasi PT Liga Indonesia, Panpel, maupun pihak keamanan. Tujuannya, agar kejadian ini yang terakhir di Indonesia. Oleh karena itu, sistemnya harus dirubah
“Saya sebagai suporter, berharap ini kejadian terakhir. Sistemnya harus diubah, kami sudah sering teriak ke panpel, karena mainnya terlalu malam. Akhirnya kejadian,” sesalnya.
Saat disinggung mengenai sanksi dari FIFA pembekuan delapan tahun, dirinya sangat berharap agar itu tidak terjadi.
“Kami maunya jangan sampai dibanned. Sepak bola itu hiburan untuk rakyat. Saya secara pribadi maunya federasi dan Liga Indonesia manajemennya mundur saja. Perbaiki sistemnya, sepak bola jalan lagi,” harapnya.
Ditempat yang sama, Aremania Militansi Bekasi, Fahrul Abdullah (23) mengungkapkan, sangat berterimakasih dengan aksi yang dilakukan para suporter The Jakmania, karena sudah respect terhadap musibah yang menimpa Aremania.
Ia mengaku, tidak datang saat pertandingan Arema melawan Persebaya. Namun saudara kandungnya, yang tinggal di Malang, ikut nonton pertandingan tersebut.
“Kakak saya datang ke stadion. Sebelum kejadian, kakak saya pulang, memang sudah ada firasat karena anak-anak mau masuk ke lapangan, sebagai bentuk kekecewaan kalah lawan rival,” bebernya. (pra)