Berita Bekasi Nomor Satu

FIFA-PSSI Tak Punya Empati, Gelar Fun Football di Hari Bertambahnya Korban Tragedi Kanjuruhan

Presiden FIFA Gianni Infantino tos dengan Ketum PSSI Iwan Bule usai acara Fun Football, Selasa (18/10) malam.

 

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – PSSI kembali mendapat sorotan publik. Kali ini, induk sepak bola Indonesia tersebut disorot lantaran bermain fun footballbersama Presiden FIFA Gianni Infantino di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (18/10) malam.

Agenda itu dirasa tidak menunjukkan empati atas tragedi Kanjuruhan (1/10) yang memakan ratusan korban. Jurnalis-jurnalis asing pun turut menyatakan keheranan di media sosial mereka.

Salah satu reaksi disampaikan Presiden Madura United Achsanul Qosasi. Melalui akun Twitter-nya, Achsanul menyuarakan kekecewaannya terhadap FIFA: Silakan segera pergi FIFA. Jangan lama2 di Indonesia. Cara-mu lebih tak elok dalam ber-empathy.

Achsanul menjelaskan cuitannya tersebut. Dia sama sekali tidak marah dengan PSSI. Alumnus Jose Rizal University, Filipina, itu hanya kecewa terhadap FIFA.

”Saya bereaksi terhadap FIFA ketika Presiden Gianni Infantino dan rombongan mengajak PSSI bermain fun football seperti yang dijelaskan Sekjen PSSI Yunus Nusi. Ini soal rasa empati. Sebab, duka masih menyungkup Malang dan sepak bola Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, seharusnya federasi sepak bola dunia tersebut membuat kegiatan yang bisa menarik simpati masyarakat Indonesia.

Misalnya, seminar atau focus group discussion (FGD) dengan para praktisi, wasit, suporter, maupun asosiasi provinsi (asprov) PSSI.

”Keberhasilan mendatangkan presiden FIFA adalah luar biasa. Tinggal PSSI harus memanfaatkan agenda yang pas,” tegas Qosasi.

Akmal Marhali, anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, ikut menyayangkan langkah PSSI tersebut di tengah duka sepak bola Indonesia.

Sebab, pada hari fun football itu digelar, korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan bertambah satu. Korban jiwa terbaru bernama Andi Setyawan. Dengan demikian, total sudah ada 133 korban jiwa.

”PSSI selalu salah langkah mengambil kebijakan di tengah sorotan publik. Menurut saya, sense of crisis dan sense of responsibilityPSSI sangat rendah. Kalau cerdas, PSSI seharusnya mengajak presiden FIFA ke Kanjuruhan untuk meletakkan karangan bunga atau menemui korban. Itu akan lebih menarik simpati masyarakat,” ujar Akmal saat dikutip dari Jawa Pos.

Akmal menambahkan, kedatangan Infantino ke Indonesia sangat penting untuk perbaikan sepak bola nasional. Hanya, situasinya tidak tepat jika harus bermain fun football.

”Kalau mau bermain bola, seharusnya dibuat charity. FIFA-PSSI berdonasi untuk para korban. Atau, FIFA-PSSI campaign football without violence. Tapi, kalau bermain bola ketawa-ketawa, masyarakat tentu kecewa,” terang Akmal.

CEO Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) M. Hardika Aji menambahkan, PSSI memang sering bermain bola saat tim FIFA datang ke Indonesia. Hanya, saat bermain fun football di Stadion Madya pada Selasa malam lalu, Aji menilai waktunya kurang tepat.

”Menurut saya, selagi masih saling tunggu antara PSSI dan pemerintah untuk next action, sebaiknya waktu sekarang dipadatkan untuk memberikan dukungan moril kepada teman-teman di Malang. Ya, sambil coret-coret ide konsep dan gagasan untuk sepak bola kita ke depan,” ujar Aji melalui pesan singkat. (jpc)