RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meroket di Survei Litbang Kompas. Nama pria yang akrab disapa RK ini bertengger di posisi puncak tokoh dengan elektabilitas di bawah 10 persen.
Dalam survei tersebut, Litbang Kompas memisahkan kandidat capres dengan elektabilitas di atas 10% dan di bawah 10%. Ridwan Kamil menduduki puncak pada kategori di bawah 10%.
Ridwan Kamil 8,5%
Sandiaga Uno 2,5%
Andika Perkasa 2,3%
Agus Harimurti Yudhoyono 2,2%
Tri Rismaharini 1,2%
Puan Maharani 1%
Basuki Tjahaja Purnama 0,7%
Erick Thohir 0,7%
Hary Tanoesoedibjo 0,7%
Airlangga Hartarto 0,5%
Muhaimin Iskandar 0,3%
Dosen Fakultas Politik Unisma, Ainur Rofiq mengatakan, kalau dari kacamata dirinya melihat RK memiliki potensi, baik untuk capres maupun cawapres.
“Karena memang berbagai prestasi pernah beliau torehan. Ketika misalnya menjadi wali kota Bandung, kemudian sekarang ini sebagai Gubernur Jabar,” kata Ainur kapasan Radar Bekasi, Minggu (30/10).
Lanjut dia, artinya banyak prestasi yang diukir oleh RK. Kalau dari sisi kinerja juga bagus, kompetensi, kapasitas layak untuk dicalonkan sebagai capres atau cawapres.
Meski begitu, dia mengingatkan hasil Survei Litbang Kompas itu patut dikritisi, apakah yang disurvei hanya warga Jawa Barat saja atau secara nasional.
“Hasil survei itu harus di telaah lebih lanjut. Kalau di sekitar Jabar mungkin RK sangat kenal sekali di tingkat level Jabar,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, Misalnya survei Kompas di Jabar pasti dirinya meyakini pilihan terhadap RK sangat tinggi.
Tetapi kalau bicara mengenai kemungkinan survei Kompas hanya di Jabar, imbuhnya, bisa saja terjadi RK yang paling tinggi dari hasil survei itu.
Apalagi, di tengah kondisi sekarang ini capres dan cawapres belum ada yang ditentukan partai politik baru NasDem saja yang sudah terang-terangan mengusung Annis Baswedan.
“Kalau kemudian kontek pilihan masyarakat ada terhadap RK seperti itu. Layak atau tidak RK jadi Capres dan Cawapres kalau di Jabar, ya layak ya,” ujarnya.
Karena ia mengaku, yang memilih RK di Jabar memiliki pilihan tertentu. Karena mengenai pilihan politik teorinya ada aspek sosiologis. Seperti sama-sama orang Sunda itu bisa di kaitkan seperti itu.
“Intinya arah RK diusung oleh partai politik ada, dapat usungan dari masyarakat Sunda juga ada. Karena pemilihan capres dan cawapres masih panjang dan dinamika yang terjadi bisa saja ada perubahan,” tukasnya. (pay)