Berita Bekasi Nomor Satu

Polisi Korsel Akui Ada Kesalahan Pengamanan di Tragedi Itaewon

Ratusan bunga berjejer di salah satu bagian luar stasiun kereta bawah tanah di Distrik Itaewon, Seoul. Itu menjadi simbol duka atas tragedi tewasnya 154 pengunjung di kawasan hiburan malam tersebut pada Sabtu (29/10) malam. (Anthony Wallace/AFP)

 

RADARBEKASI.ID, ITAEWON – Proses identifikasi korban tewas di Distrik Itaewon telah tuntas pada Senin (31/10). Pihak kepolisian pun mengakui adanya kesalahan. Terutama dalam mengantisipasi lonjakan pengunjung pada tragedi Sabtu (29/10) malam itu.

Proses penghormatan sebagai bentuk duka mengalir dari berbagai penjuru negeri. Pemerintah pun menyediakan KRW 15 juta (Rp 164,15 juta) untuk membiayai prosesi pemakaman. Acara konser K-pop dan acara pemerintah di seluruh Korsel dibatalkan selama masa berkabung.

’’Seandainya ada lebih banyak polisi di lokasi untuk menjaga orang-orang taat aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi,’’ ujar Song Jung-hee, salah seorang warga yang datang untuk memberi penghormatan.

Otoritas setempat mengakui, tidak ada pengamanan maksimal saat itu. Hanya ada sekitar 200 polisi untuk menjaga distrik yang terkenal dengan hiburan malamnya tersebut. Penjagaan longgar sangat mungkin karena tidak ada acara besar yang berlangsung.

Beberapa pekan lalu, digelar acara Global Village Festival yang disponsori otoritas setempat. Acara tersebut diadakan di jalanan Itaewon yang persis di dekat lokasi kejadian. Namun, kala itu aman-aman saja meski banyak orang yang datang.

’’Acara itu pengendalian massa yang efektif dengan banyak petugas kepolisian dan staf kantor distrik yang bertanggung jawab,’’ ucap Kim Min-kyu, penjaga tempat penukaran uang di Itaewon, seperti dikutip Agence France-Presse.

Pada acara Halloween tersebut, setiap kafe, pub, dan rumah makan menggelar acara sendiri-sendiri. Tidak terorganisasi seperti sebelumnya. Polisi mengakui, ada kesalahan dalam manajemen mengatasi masalah di Itaewon kala itu.

’’Petugas di tempat kejadian tidak mendeteksi lonjakan massa yang tiba-tiba,’’ terang Kepala Biro Manajemen Ketertiban Umum Badan Kepolisian Nasional Korsel Hong Ki-hyun. Polisi tahu akan ada banyak pengunjung, tapi tidak memperkirakan jumlahnya sebanyak itu.

Pihak kepolisian pun mulai menyelidiki insiden yang merenggut 154 nyawa tersebut. Mereka menerjunkan pakar forensik untuk mengumpulkan 52 rekaman CCTV di sekitar area itu. Juga, menanyai 44 saksi, korban selamat, hingga para pekerja di toko dan kafe di dekat lokasi kejadian. Otoritas berjanji akan melakukan penyelidikan secara transparan. (jpc)