RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pencemaran air lindi dari TPA Sumur Batu dan Bantargebang diduga hingga ke wilayah Mustikajaya. Pasalnya aliran Kaliasem yang membawa air lindi sampah itu mengalir hingga perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi.
Ketika meluap, warga Bekasi Timur Regency (BTR) kerap mengeluhkan banjir dengan air hitam pekat dan berbau yang meluap dari sungai Kalijambe terusan Kaliasem Sumur Batu.
Bahkan, imbasnya sering ada penumpukan sampah di Crossing Tol yang ada di perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi.
Terkait hal ini, Anggota DPRD Kota Bekasi dari Partai Golkar asal Dapil IV (Rawalumbu, Mustikajaya, Bantargebang), Komarudin menegaskan, pihaknya sedang berupaya untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Adapun langkah yang diambil, kata dia, meminta untuk dibangun dua polder air tambahan di wilayah Kelurahan Cikiwul dan Sumur Batu, Bantargebang.
“Jadi, kenapa kita minta dibangun dua polder air baru itu. Karena, dengan adanya dua polder baru tersebut kiriman air dan tidak langsung limpas ke wilayah Mustikajaya, sebab akan tertahan dulu disana. Artinya ketika air sudah tertahan disitu, maka sampah dan air lindi dari TPST bantargebang dan TPA Sumurbatu juga bisa lebih dulu mengendap dan secara tidak langsung juga ada pengolahan alamiah disitu,” kata Komar, sapaan akrabnya.
Komar menyebut, selama ini banjir dan juga pencemaran yang terjadi melalui aliran kali yang melintasi wilayah Mustikajaya hingga menyebabkan banjir, dan juga penumpukan sampah di Crossing Tol yang ada di wilayah Mustikajaya setiap tahunnya. Parahnya lagi, pencemaran disebabkan air lindi dari TPST Bantargebang dan TPA Sumurbatu membuat kualitas air sudah melewati ambang batas baku mutunya.
“Dengan kondisi ini pula, kami terus dorong agar pembangunan dua polder air ini mesti segera diselesaikan, karena setiap hujan itu selalu terdampak banjir cukup parah, hingga membuat warga terganggu dan susah untuk beraktivitas,” tegasnya.
Lebih jauh, diakui Komar, upaya penanganan banjir dan pencemaran air sebetulnya sudah dilakukan, dengan pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) bersama yang saat ini juga sudah beroperasi untuk proses penyaringan. Namun, belum efektif karena sampai hari ini sampah masih menumpuk di Crossing Tol Kali Jambe, Mustikajaya.
“Oleh sebab itu, solusi yang kita dorong yaitu dibangun dua polder air tadi, agar masalah ini teratasi, termasuk juga dengan kualitas air yang limpah ke wilayah Mustikajaya di Kali Siluman ataupun Kalijambe agak lebih baik dibandingkan saat ini,” imbuhnya.
Adapun terkait dengan pembangunan dua dua polder itu, Komar menambahkan, bahwa pihaknya sudah mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk bisa mengalokasikan anggaran pembangunannya melalui bantuan dari Pemprov DKI Jakarta di tahun 2023.
“Sebetulnya, kita awalnya sudah minta untuk disegerakan di tahun ini dengan melakukan revisi MoU addendum antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Bekasi untuk manfaatin APBD perubahan. Tapi, tidak memungkinkan sehingga kita ajukan di tahun depan melalui pergub dana bantuan tahun anggaran 2023,” pungkasnya. (mhf)