RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Bekasi meradang gara-gara partainya disebut mengambil jargon partai wong cilik dari PKB.
PDIP disebut mengambil jargon partai wong cilik dikatakan oleh Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi Muhammad Rochadi dalam pemberitaan berjudul “Isu PDIP Gabung, PKB Pastikan Koalisi dengan Gerindra Masih Solid” yang tayang Senin (12/12/2022).
Wakil Ketua Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Jiovanno Nahampun menilai, Ketua PKB kurang tahu history. Pasalnya sebelum PKB hadir di kancah politik, PDI Perjuangan sudah ada lebih dulu yang pada Januari 2023 genap berusia 50 tahun.
Dalam bahasa jawa, wong cilik diartikan orang kecil atau rakyat kecil. Lebih lanjut pria yang akrab disapa Jio ini mempertanyakan, terkait klaim PKB mengurusi rakyat kecil. Pasalnya, di parlemen PKB belum bisa berbuat banyak terhadap rakyat kecil.
“Kalau dia (PKB,Red) mengklaim ngurusin wong cilik. Wong Cilik yang mana ?,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (13/12/2022). .
Menurut Jio, pernyataan Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi Muhammad Rochadi sangat tak sesuai. Ia pun menyindir ihwal adanya dua kubu di PKB.
“Saya nggak mengerti itu. Pokoknya kita saja sudah ngurusin wong cilik, lah dia (PKB,Red) masih ngurusin internal partai,” tukasnya.
BACA JUGA: Kinerja Baik, Prioritas Bacaleg PDIP
Menurut Jio, partainya sudah menjalankan sejumlah program untuk membantu rakyat kecil, seperti Rutilahu, memperjuangkan hak pedagang pasar Cikarang, dan lain sebagainya. Kendati demikian, diakui partainya kurang maksimal mengurusi rakyat kecil di Kabupaten Bekasi lantaran tidak menguasai parlemen dan eksekutif.
“Jadi kita kurang maksimal untuk ngurusin wong cilik. Di luar itu kami sudah berbuat banyak,” katanya.
Jio menegaskan, sebaiknya Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi Muhammad Rochadi silaturahmi ke kantor DPC PDIP jika pernyataannya tersebut bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas.
“Kalau misalkan Ketua PKB sekarang ingin numpang tenar, ingin menaikan elektabilitas PKB, tinggal dateng ke kantor, ngobrol. Minimal besok 2024 kursi dia (PKB,Red) ada, nggak satu lagi. Biar lebih maksimal ngurusin wong ciliknya. Kalau dia ngaku ngurusin wong cilik,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bekasi, Ahmad Faisal menuturkan, wong cilik hanya berkaitan dengan bahasa. Karena semua partai di Kabupaten Bekasi pasti peduli terhadap rakyat kecil. Hal itu mengingat semua partai politik asas dan manfaatnya sama untuk kepedulian rakyat kecil.
“Jadi nggak ada kita mengklaim bahwa itu jargon PKB, kita tidak terjebak dalam artikulasi wong ciliknya. Nggak ada tendensi bahwa kita mengambil jargon itu,” ucapnya.
Perihal PKB dinilai ada dua kubu, Faisal menegaskan, di internal partainya bahwa tidak ada dua kubu. Semua sesuai dengan apa yang menjadi keputusan DPP partai.
“Ini yang harus diluruskan, bahwa di internal PKB tidak ada gemuruh, tidak ada riuh, kita solid, kita satu. Bagaimana kemudian kita berjuang, bahwa PKB kedepan tentunya menjadi lebih baik,” jelasnya.
Diakui Faisal, selama ini belum ada komunikasi dengan pengurus PDIP di Kabupaten Bekasi. Dirinya berencana, partainya akan menjalin komunikasi ke semua partai di Kabupaten Bekasi. Tidak hanya dengan PDIP.
“Sekarang kita masih sibuk di internal, merapikan tugas-tugas yang sudah menjadi rencana kerja, sesuai apa yang diinstruksikan DPW dan DPP. Jadi pada prinsipnya kita akan berkomunikasi, bersilaturahmi ke semua partai yang ada di Kabupaten Bekasi,” ungkapnya. (pra)