RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penyaluran Bantuan Langsung Tunai yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (BLT-APBD) Kota Bekasi hari pertama kemarin nampak di Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.
Salah satu penerima mengingat terakhir kali menerima bantuan serupa dari pemerintah beberapa waktu silam untuk meringankan beban akibat pandemi Covid-19.
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT dari Pemerintah Kota (Pemkot) kali ini memang keluarga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), tapi tidak mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) lain dari Pemerintah Pusat.
Salah satu warga Jatirangga, Eko yang datang untuk mencairkan BLT kemarin mengaku tidak mendapatkan Bansos lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maupun BLT BBM.
“(Bantuan sebelumnya) nggak dapat, yang Rp 600 ribu itu terakhir dapat itu sekitar waktu pandemi,” ungkapnya, Rabu (21/12).
Bantuan Rp 250 ribu ini disebut cukup membantu dalam situasi ekonomi saat ini. Kata dia, uang tunai tersebut akan dibelanjakan sembako .
Dalam satu program bantuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak semua masyarakat mendapatkan, hal ini menjadi pertanyaan dalam benak Eko. Seperti BLT BBM dan Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM).
“Makanya saya sebenarnya pengen tau, kriteria buat dapat ini (bantuan) tuh apa. Apa saya masuk dalam golongan apa gitu, saya nggak tau,” tambahnya.
Total ada 364 KPM yang mendapatkan bantuan BLT-APBD di lingkungan Kelurahan Jatirangga. Tidak semua warga yang ada di DTKS mendapatkan bantuan, prioritas penerimanya adalah warga usia lanjut (Lansia).
Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi mengatakan bahwa bantuan ini diberikan kepada masyarakat untuk meringankan dampak inflasi. Dipastikan bahwa ratusan KPM tersebut adalah KK yang masuk dalam DTKS dan tidak menerima Bansos lain dari pemerintah pusat.
“Kita kurang lebih ada 3 ribu data DTKS tapi non Bansos. Oleh karena itu kita verifikasi lagi, kita utamakan yang Lansia, didapatkan lah sejumlah 360 penerima BLT-APBD yang sekarang,” ungkapnya.
Ratusan warga sudah datang untuk mencairkan BLT sejak pukul 06.00 WIB pagi, hal ini dibenarkan oleh Apandi, ia menyebut antusiasme warga sangat tinggi.
Meskipun sudah dijadwalkan waktu kedatangan tiap RW, namun penumpukan warga tidak bisa dihindari. Sehingga, warga yang mendapat antrian diatas 200 diminta untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
“Kemudian juga kita arahkan untuk antrian diatas 200 itu nanti datang kembali jam 12,” tambahnya. (sur)