Berita Bekasi Nomor Satu

PDAM TB Bakal Produksi AMDK

MINUM BERSAMA : Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, bersama Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi, Usep Rahman Salim, dan jajarannya meminum air langsung dari tempat pemrosesan, di PT Moya Bekasi Jaya, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (26/12). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi (PDAM TB), berencana untuk mengolah air yang dapat diminum langsung setelah diolah melalui teknologi penyaringan tingkat tinggi, ultrafiltrasi dan terinstalasi.

Air hasil melalui penyaringan berkualitas tinggi ini bakal diproduksi dalam bentuk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Mulai dari botol kecil, galon hingga air isi ulang bakal diproduksi oleh perusahaan plat merah tersebut.

“Air yang diolah melalui instalasi ultrafiltrasi ini sudah siap untuk diminum, dan itu saya rasakan airnya bersih, segar seperti air kemasan pada umumnya, sehingga bisa diproduksi secara massal,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, usai meninjau kesiapan lokasi produksi AMDK, Senin (26/12).

Ia menjelaskan, lokasi produksinya bakal dibangun di instalasi pengolahan air Tegal Gede, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Di lokasi ini, teknologi ultrafiltrasi telah terpasang dengan kapasitas 200 liter per detik. Pada kesempatan tersebut, Dani turut mencoba air dari hasil penyaringan.

Lanjut Dani, pembangunan instalasi pengolahan air tersebut, sedang dalam pengkajian secara teknis oleh Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Bekasi.

Produk ini diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah daerah melalui PDAM TB, sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Pengembangannya sedang dikaji oleh TP2D Kabupaten Bekasi, untuk diproduksi secara massal menjadi AMDK, sehingga menjadi bisnis baru dari PDAM TB. Kami bangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Cikarang Selatan, terutama yang banyak perumahan-perumahan baru,” terang Dani.

Pada tahap awal, produksi AMDK ini akan digunakan untuk kebutuhan pemerintah daerah hingga tingkat desa. Selanjutnya, ditawarkan ke dunia industri dan restoran di Kabupaten Bekasi.

“Potensi ini baik untuk selanjutnya menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah. Digunakan untuk acara-acara pemerintah, sekaligus coba ditawarkan pada industri dan restoran, termasuk pada masyarakat luas,” tuturnya.

Sementara Direktur Utama PDAM TB, Usep Rahman Salim menambahkan, kapasitas ultrafiltrasi yang mencapai 200 liter per detik itu, sebenarnya bisa untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam jumlah besar. Hanya saja, demi menjaga kualitas, maka penggunaannya akan dibatasi.

Setelah menjalani masa pengkajian selama sebulan ke depan, dan ditargetkan AMDK ini akan mulai diproduksi pada triwulan pertama 2023.

“Untuk sementara pasarnya masih internal PDAM TB dan pemerintah daerah, selanjutnya akan dipasarkan secara luas,” beber Usep.

Tidak hanya AMDK, air hasil ultrafiltrasi ini juga bakal dipasarkan dalam bentuk air isi ulang sehat, dengan sistem reverse osmosis atau RO.

“Maka kami buka peluang itu untuk bisa melayani masyarakat Kabupaten Bekasi. Akan ada juga kemasan botol kecil, galon sampai isi ulang RO,” tandasnya.

Disampaikan Usep, pasca pelepasan kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, PDAM TB kian gencar pada peningkatan cakupan layanan air bersih. Saat ini, baru 40 persen penduduk Kabupaten Bekasi yang terlayani air bersih. Namun pada 2027 mendatang, cakupan tersebut ditargetkan naik hingga 70 persen.

“Sesuai perencanaan bisnis 2023-2027, cakupan layanan air bersih bagi masyarakat sekitar 70 persen pada tahun 2027. Saat ini, jumlah pelanggan PDAM TB sudah 350.000 Sambungan Langganan (SL). Dengan ada penambahan pelanggan baru sekitar 350.000, maka tahun 2027, jumlah pelanggan PDAM TB tembus 650.000 sampai 700.000 SL,” pungkas Usep. (and)