RADARBEKASI.ID, BANTEN – Setelah Gunung Marapi di Sumbar dan Gunung Ijen di Jawa Timur naik status dari normal menjadi waspada, sekarang giliran Gunung Anak Krakatau di Banten dan Lampung berstatus siaga.
Gunung yang berada di wilayah Lampung dan Banten itu memuntahkan abu vulkanis sejak Rabu (4/1/2023).
Semburan abu vulkanis tersebut mencapai ketinggian 3 kilometer (km) dari puncak.
Kolom abu yang teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal itu mengarah ke timur.
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Oktory Prambada mengungkapkan, pascaerupsi tersebut, status Gunung Anak Krakatau berada di level III (siaga). Yakni, dengan potensi bahaya jatuhan piroklastik, erupsi-erupsi kecil (vulcanian), dan aliran lava di tubuh Gunung Anak Krakatau.
’’Potensi bahaya tetap di 5 kilometer radiusnya dari titik erupsi. Di luar radius itu aman. Kita berlibur ke Carita bisa, asal nelayan saja jangan mendekat. Sebab, radius 5 kilometer itu masih di wilayah laut semua,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Gunung Ijen Naik Status Normal ke Waspada, Ada Potensi Bahaya
Dia melanjutkan, erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyemburkan abu vulkanis hingga ketinggian 3 km dikarenakan sebelumnya tidak terjadi erupsi dan embusan.
Hal itu memicu tekanan berlebih.
’’Nah, tekanan berlebih itu mengakibatkan erupsi yang kesehariannya 1 kilometer atau kurang akhirnya menjadi 3 kilometer ke atas,’’ terangnya.
Selama level III, kata Oktory, potensi Gunung Anak Krakatau untuk meletus masih ada. Namun, setelah letusan Rabu, memang tidak ada erupsi lagi.
Yang ada hanya embusan. Namun, dengan adanya embusan justru lebih baik. Sebab, hal itu dapat mengurangi tekanan yang berlebih pada sistemnya.
’’Ke depannya, erupsi-erupsi kecil, yang agak besar, kemudian hilang, lalu ada erupsi lagi, ada aliran lava akan sering dijumpai. Jadi, karakteristik Gunung Anak Krakatau di level III ini seperti itu,’’ paparnya.
Sosialisasi untuk menghadapi potensi bencana juga terus dilakukan. (rbg)