RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dea Natasha Ariawan di usianya 14 tahun memberanikan diri mendirikan sanggar tari. Sanggar bernama Dea Ronggeng tersebut telah setahun beroperasi. Siswa SMPN 2 Kedungwaringin ini mengaku, keberaniannya mendirikan sanggar tari atas dorongan kepala sekolah.
“Awal aku buka sanggar itu dari aku disuruh kepala sekolah untuk melatih ekskul tari di SMPN 1 dan dari situ aku iseng-iseng buka dan alhamdulillah banyak peminatnya,” ungkap siswa yang tertarik sejak SD ini.
Dea-sapaan akrabnya- mengatakan, tujuannya mendirikan sanggar tari ingin mengajak lebih banyak generasi muda untuk cinta akan warisan budaya Indonesia.
“Aku ingin sekali mengajak anak-anak di bawah aku, seusia aku bahkan di atas usia aku untuk bisa mencintai warisan budaya Indonesia di bidang seni tari. Dengan dibukanya sanggar tari ini bisa menjadi salah satu cara yang terbaik untuk bisa mengajak mereka,” ungkapnya.
Di sanggar itu, Dea terjun langsung melatih para peserta yang kini berjumlah 30 orang. Para peserta tersebut mulai dari usia TK sampai SMA.
Jadwal latihan peserta pada Sabtu dan Minggu. Dea menjelaskan, materi latihan sesuai dengan tingkatannya.
“Untuk latihan kami sesuaikan dengan tingkatnya, karena ada tingkat pemula, madya sampai tingkat mahir. Jadi tingkatan itu berdasarkan jumlah tarian yang sudah dikuasai, setiap dapat enam tarian kita adakan ujian supaya bisa naik tingkat,” tuturnya.
Dea mengaku, menemukan kendala dalam melatih peserta. Khususnya bagi para peserta tingkat pemula usia TK karena belum memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.
“Untuk kesulitan sih sebenarnya gak ada, tapi memang untuk para peserta dengan usia TK ini saya membutuhkan kesabaran, karena kadang anak-anak itu kalau berlatih sesuai mood mereka jadi memang harus menyesuaikan itu,” tuturnya. (dew)