Berita Bekasi Nomor Satu

Fokus Perlindungan Anak Korban

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anak yang selamat dari peristiwa pembunuhan di Ciketingudik Bantargeang menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) .

Mereka masih sangat berhati-hati memberikan NA (5) kepada keluarga untuk diasuh usai ibunya meninggal dunia diracun di Ciketingudik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Peristiwa hukum dibalik meninggalnya ibunda NA, Maimunah (40), dan dua kakak tirinya masih terus berjalan. Bahkan belakangan polisi mengungkap ada sederet peristiwa pembunuhan lain, atau pembunuhan berantai sebelum tiga nyawa hilang akibat mengkonsumsi racun di salah satu rumah di Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

Saat ini, NR dalam pengawasan DP3A dan KPAD Kota Bekasi di rumah aman, di Jakarta. Selama kasus hukum masih didalami oleh kepolisian, pemberian hak asuh atas NR dilakukan sangat berhati-hati guna memberikan jaminan atas hak NA sebagai anak.

“Ketika ada keluarganya pun, kita akan benar-benar mengasesmen, kita tidak akan mudah memberikan NA kepada siapapun,” kata Komisioner Bidang Hukum KPAD Kota Bekasi, Novrian, Senin (23/1).

Ia menyampaikan, dewasa ini sudah ada pihak keluarga yang menghubungi, hanya saja belum diketahui pasti siapa dan apa hubungannya dalam keluarga.

Kehati-hatian sangat diperhatikan lantaran kasus hukum dibalik peristiwa 12 Januari silam dinilai pelik. Proses hukum yang tengah ditangani oleh kepolisian akan menyimpulkan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan berantai ini.

“Karena ini kan masih dalam proses perlindungan, rangkaian masalahnya masih panjang nih, belum tau siapa-siapa saja yang terlibat,” ungkapnya.

Kondisi psikologis NA menjadi perhatian penting saat ini. Meskipun kondisinya terus membaik, NR masih kerap menanyakan keberadaan ibundanya di sela-sela kegiatan sehari-hari.

KPAD dan DP3A tengah merangkai strategi untuk menjelaskan kondisi yang saat ini dialami oleh NA. Strategi dan cara berkomunikasi ini sangat diperlukan untuk menghindari NA mengalami traumatik, hingga menjaga stabilitas mental NA.

“Kalau kondisinya sih sekarang ini memang masih terus menanyakan ibunya, tapi bagi saya itu proses, karena selama ini dia hidup dengan ibunya. Justru dengan kejadian ini kita ingin dia jadi lebih kuat, dan dia bisa melejit nanti prestasinya,” tambahnya.

Sebelumnya, dalam ungkap kasus yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, ditemukan kandungan racun pada sisa bahan makanan yang dikonsumsi oleh penghuni rumah, termasuk NA.

Diketahui peristiwa keracunan satu keluarga sempat menggegerkan wilayah Ciketingudik Bantargebang. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil mengungkap kasus tersebut.

Kasus tersebut ternyata bagian dari pembunuhan berantai. Pihak kepolisian telah meringkus tiga tersangka pembunuhan berantai di Cianjur-Bekasi yakni Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Dulah (63), dan Dede alias Solehudin (35) dengan total korban tewas hingga sembilan orang. (sur)