Berita Bekasi Nomor Satu

Minim Minat Kuliah, Hanya 28 Siswa Eligible Ingin Lanjutkan Pendidikan

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMAN 1 Sukakarya saat berdiskusi di kelas. Sejumlah siswa eligible SMAN 1 Sukakarya mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI Sejumlah siswa eligible SMAN 1 Sukakarya mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Penyebabnya, karena minimnya minat untuk kuliah.

Kepala SMAN 1 Sukakarya Acep Hadi mengungkapkan, daya tampung siswa eligible di SMAN 1 Sukakarya cukup besar. Hampir separuh dari total peserta didik.

“Karena sekolah kami terakreditasi A, kami punya kuota yang cukup besar, yaitu 40 persen dari jumlah siswa yang ada,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (30/1).

Diketahui, siswa eligible adalah siswa yang dinyatakan layak dan memenuhi syarat untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Meskipun daya tampung siswa eligible cukup besar, namun minat siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi rendah.

“Peminatnya sangat sedikit sekali,” ucapnya.

Data yang dihimpun, jumlah siswa kelas XII SMAN 1 Sukakarya sebanyak 332 orang. Dari jumlah tersebut, 132 orang diantaranya merupakan siswa eligible yang berkesempatan untuk melanjutkan perguruan tinggi melalui jalur prestasi.

“Dari kuota 40 persen kami punya kursi 132 bagi siswa eligible, kami sudah umumkan, namun minum sekali minat siswa untuk melanjutkan, hanya ada 28 siswa sampai saat ini yang terkonfirmasi ingin melanjutkan,” tuturnya.

BACA JUGA: Siswa Eligible Harus Aktif Cari Peluang

Menurut Acep, minimnya minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya rendahnya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Kondisi lingkungan masyarakat yang masih terbilang rendah untuk melanjutkan pendidikan,” ucapnya.

Selain itu, banyak siswa yang sudah lulus memutuskan untuk memilih bekerja maupun langsung berkeluarga. “Lebih banyak bekerja atau menikah, sedangkan untuk kuota sendiri cukup banyak tapi tidak terpenuhi,” katanya.

Dikatakan Acep, pihaknya kerap memberikan motivasi dan pemahaman kepada peserta didik bahwa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat penting.

“Tidak cukup hanya dengan lulus SMA saja, karena mereka punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,” tuturnya.

Sementara, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi Prawiro Sudirjo mengatakan, beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi warganya minim terhadap pendidikan.

“Beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi seperti wilayah Bojongmangu, Cibarusah, Serang Baru, Kedungwaringin. Dan juga daerah Utara seperti Muaragembong, Karangbahagia dan Sukakarya terutama wilayah pinggiran dan padat penduduk memang minim sekali tentang pendidikan,” terangnya.

BACA JUGA: Hasil Belajar Siswa di Kota Bekasi Perlu Ditingkatkan

Menurutnya, minat siswa dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat minim. Penyebabnya karena beberapa faktor, salah satunya ekonomi.

“Pengaruh ekonomi yang menekan siswa ingin cepat dapat kerja megang uang dan faktor lain seperti ingin cepat menikah jadi salah satu alasannya,” tuturnya.

Menurutnya, peran sekolah khususnya bagi guru Bimbingan Konseling (BK) sangatlah dibutuhkan untuk memberikan motivasi secara terus menerus kepada siswa.

“Peran sekolah dan guru khususnya guru BK dalam memberikan motivasi sangatlah penting, karena peluang sudah ada tinggal keinginan dan kegigihan mereka untuk mengejar pendidikan lebih tinggi harus dibentuk,” jelasnya.

Selain kerjasama yang dibentuk antara stakeholder terkait, penting bagi pemerintah untuk membuat sosialisasi secara terus menerus tentang pentingnya melanjutkan pendidikan.

“Selain kerjasama stakeholder terkait penting juga bagi pemerintah untuk mengadakan sosialisasi pentingnya melanjutkan pendidikan dan menunda pernikahan, dalam sosialisasi ini harus ada narasumber yang memang kompeten dalam memotivasi siswa,” pungkasnya. (dew)