Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Anggarkan Rp 500 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak

JALAN RUSAK : Pengendara sepeda motor melintasi jalan rusak di Cikarang Bekasi Laut (CBL), Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (2/2). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengakui pembangunan infrastruktur, khususnya jalan rusak, menjadi keluhan terbanyak dari masyarakat.

“Yang paling banyak itu di posting masyarakat ke media sosial (medsos), selalu masalah jalan,” kata Dani, saat menghadiri diskusi publik bersama para penggiat media sosial disalah satu hotel, Kabupaten Bekasi, Kamis (2/2).

Sebagaimana diketahui, jalan rusak merupakan persoalan klasik di Kabupaten Bekasi. Terlebih, banyaknya kendaraan bertonase besar yang kerap hilir mudik melintasi jalan raya, dan keluar masuk kawasan industri.

Sayangnya, jalan yang selalu dilintasi kendaraan bertonase berat ini, tidak dibarengi dengan pembangunan jalan berkualitas tinggi. Sehingga setiap kali diperbaiki, jalan rusak kembali.

Diakui Dani, para penggiat medsos ini mengaku kerap mendapat keluhan terkait jalan rusak. Bahkan keluhan tetap disampaikan, meski konten yang ditayangkan tidak berhubungan dengan jalan.

Puluhan penggiat medsos yang mengikuti diskusi, hampir seluruhnya menyampaikan keluhan serupa.

Dani juga mengaku kerap menerima keluhan dari berbagai kalangan terkait kondisi jalan rusak.

Maka dari itu, sejak pertama menjabat, dirinya langsung terjun ke lapangan guna mengecek kondisi jalan. Sejumlah jalan yang masih bisa ditambal, dilakukan sementara.

Disisi lain, perbaikan menyeluruh mulai dilakukan tahun ini. Dani menyatakan, anggaran pembangunan infrastruktur dinaikkan hampir dua kali lipat. Sedikitnya Rp 500 miliar untuk membangun sekitar 107 kilometer jalan.

“Ada komitmen pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan jalan ini. Sehingga anggaran perbaikan jalan ditambah cukup signifikan. Diharapkan bisa menyelesaikan persoalan jalan juga dengan baik,” harapnya.

Ditegaskan Dani, tidak hanya diperbaiki, kualitas material jalan pun ditingkatkan. Menurutnya, Kabupaten Bekasi memerlukan jalan dengan kualitas terbaik, karena banyak dilalui oleh kendaraan bertonase besar.

“Jika kualitasnya buruk, maka persoalan jalan tidak akan selesai-selesai. Maka saya ingin kualitas materialnya juga dinaikkan,” pinta Dani.

Kendati demikian, dirinya mengakui kekuatan APBD tidak mampu menyelesaikan seluruh perbaikan jalan. Sedangkan upaya untuk meningkatkan keuangan dari provinsi maupun pusat, belum maksimal.

“Maka memang perlu peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk perbaikan infrastruktur, khususnya jalan. Ini yang terus kami lakukan,” terangnya.

“Memang setiap hari ini ada saja keluhan yang masuk. Laporan jalan rusak, jalan macet sama. Jadi memang paling banyak masuk itu soal jalan rusak. Laporan disini rusak, kapan diperbaiki, begitu saja,” ujar salah satu penggiat instragram lokal, Adi (38), saat mengikuti diskusi di Cikarang.

Jalan yang paling banyak dikeluhkan, yakni ruas Cikarang Bekasi Laut (CBL), Kalimalang serta berbagai titik di wilayah utara.

“Seperti Jalan Kalimalang, itu sudah rusak, macet pula. Mau pagi, siang malam, itu macet terus,” bebernya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln menjelaskan, ada peningkatan jumlah jalan yang diperbaiki tahun ini. Semula, hanya sekitar 40 kilometer, kini meningkat hingga mencapai 107 kilometer.

“Jadi komitmennya terus dilakukan. Kami terjunkan tim untuk melakukan survei langsung pada jalan-jalan yang kerap dikeluhkan masyarakat. Kami tetap skala prioritas, dan tahun ini perbaikan jalan lebih meningkat,” ujarnya.

Henri menambahkan, perubahan pola perbaikan jalan pun dilakukan. Setiap jalan bakal diklasifikasikan untuk menentukan material jalan yang akan digunakan.

“Nantinya, akan ada kelas A, B dan C, sesuai dengan beban kendaraan yang melintas. Jika beban paling berat, tentu menggunakan kualitas yang tinggi. Jadi tidak cepat rusak lagi. Ini yang sedang dikerjakan,” tandas Henri. (and)