Berita Bekasi Nomor Satu

Disdik Kota Bekasi Larang Siswa Ikut Geng Motor

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi menyimak arahan dari pihak sekolah. Disdik melarang siswa ikut geng motor. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi melarang siswa ikut geng motor yang kerap melakukan kegiatan negatif. Selain pihak sekolah, dibutuhkan peran dari orangtua di rumah agar anaknya tak ikut geng motor yang dapat merugikan orang lain.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Deded Kusmayadi mengatakan, banyak pelajar terlibat geng motor yang melakukan kegiatan anarkis seperti tawuran. Hal itu diakui menjadi keprihatinan.

“Kondisi yang sangat prihatin dimana geng motor yang bersifat anarkis tentu sangat membahayakan, kadang memang usia-usia remaja ini mudah sekali terpancing untuk mengikuti hal-hal seperti itu,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (9/2).

Dikatakan Deded, pemerintah melalui Dinas Pendidikan bersama pihak kepolisian dan Kantor Cabang Dinas telah sepakat membuat duta anti tawuran.

“Tapi memang yang terlibat hanya siswa SMA dan SMK, sehingga rencananya kami akan coba untuk bangun duta anti tawuran ini pada tingkat SMP juga,” tuturnya.

BACA JUGA: Antisipasi Tawuran Pelajar, Pemkot-Polres Bakal Razia di Luar Sekolah saat Jam Pelajaran  

Menurutnya, usia pelajar memiliki energi yang cukup kuat. Oleh karena itu, pihak sekolah harus memiliki kegiatan yang dapat menampung energi para siswanya.

“Usia-usia pelajar ini energinya kuat sekali, jadi apa aja bisa gampang diikuti. Jadi sekolah harus punya kegiatan yang dapat menampung energi siswa tentu dengan hal-hal yang positif,” terangnya.

Dengan adanya kegiatan di sekolah, diharapkan siswa dapat terhindar dari adanya ajakan hal-hal yang negatif. Sehingga siswa tidak terjerumus dengan kegiatan yang bersifat negatif.

“Harus ditampung dengan kegiatan positif jangan sampai energi ini ditampung dalam kegiatan yang negatif, biar mereka lupa dan menolak adanya ajakan yang kurang baik,” ucapnya.

Beberapa kegiatan seperti perlombaan, ekstrakurikuler bisa menjadi salah satu solusi sekolah untuk menyibukkan waktu siswa. Namun semua kegiatan ini tidak cukup, sebab untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan peran orangtua di dalamnya.

“Sekolah sudah bekerja keras untuk memberikan kegiatan positif, tapi akan kurang jika pengawasan dari orangtua siswa kurang. Karena biasanya waktu-waktu istirahat lah yang sering dimanfaatkan siswa untuk bermain, nah dalam bermain ini mereka butuh pengawasan,” terangnya.

BACA JUGA: Polisi Amankan Tiga Pelajar Hendak Tawuran, Dua Bilah Celurit Disita

Sehingga sinergi antara pihak sekolah dan orangtua sangatlah dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya ajakan pada kegiatan yang menjurus ke hal-hal negatif.

“Sinergi sangatlah dibutuhkan jangan sampai los komunikasi,” ucapnya.

Sementara Disdik dalam hal ini tentu akan memberikan teguran bagi siswa yang terbukti mengikuti kegiatan yang bersifat negatif seperti geng motor.

“Tentu kami melalui sekolahnya masing-masing akan memberikan teguran, teguran itu ada jenjangnya ada teguran satu, dua dan tiga. Jika sampai teguran ketiga masih dilakukan, maka tindakan yang lebih dari sekedar teguran tentu dengan proposional yang berlaku,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Asep Sudarsono. Ia mengungkapkan, pihaknya selalu mengimbau kepada sekolah untuk terus mengingatkan siswa agar tidak terjerumus dalam kegiatan negatif.

“Saya selalu ingatkan kepada sekolah untuk memberikan peringatan kepada siswa agar mereka tidak terjerumus dalam kegiatan yang bersifat negatif,” tuturnya.

Sementara tindakan lain seperti mengaktifkan kembali duta anti tawuran di sekolah, agar dalam hal ini siswa paham pentingnya menjaga pergaulan dan bisa memilih kegiatan yang lebih positif.

“Kami sudah punya duta anti tawuran di kalangan pelajar, mungkin itu bisa diaktifkan kembali. Agar siswa paham pentingnya menjaga pergaulan dan juga memilah dan memilih kegiatan yang positif,” terangnya.

Asep menegaskan, akan menegur bagi siswa yang terbukti ikut tergabung dalam kegiatan geng motor ataupun aksi lainnya yang merugikan banyak orang.

“Tentu kami akan berikan teguran, tapi teguran yang sesuai dengan kebijakan yaitu berupa teguran pertama, kedua dan ketiga. Jika memang tidak ada perubahan, maka sekolah dapat memindahkan siswa tersebut ke sekolah lain yang bisa lebih membimbing mereka,” ucapnya.

Lebih lanjut, Asep mengatakan bahwa dalam hal ini sekolah harus lebih mengawasi siswanya. Jangan sampai dalam hal ini sekolah kecolongan.

“Biasanya kalau belum kejadian akan menganggap biasa, jadi kita ingatkan untuk tetap awas jangan sampai kecolongan,” pungkasnya. (dew)