RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi memastikan jumlah ketersediaan bahan pangan di Kota Bekasi aman pada bulan Ramadan. Pemantauan terus dilakukan di lapangan, termasuk pada minyak goreng kemasan rakyat, MinyaKita.
Data ketersediaan pangan pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi menunjukkan selisih cukup jauh antara persediaan di bulan Februari dengan kebutuhan per bulan.
“Persediaan aman, setiap hari kita pantau,” kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPPP Kota Bekasi, Namar Naris.
Bukan Februari ini, tercatat persediaan besar di Kota Bekasi 1.260.044 kg, jagung 14.202 kg, bawang merah 137.964 kg, bawang putih 102.255 kg, cabe besar 104.688, cabe rawit 70.605 kg, daging sapi atau kerbau 164.337 kg, daging ayam ras 419.300 kg, telur ayam ras 256.988 kg, gula pasir 105.501 kg, dan minyak goreng 6.087 kg.
Sementara itu kebutuhan masing-masing komoditas per bulan di Kota Bekasi tercatat untuk beras 627.594 kg, jagung 4.734 kg, bawang merah 45.988 kg, bawang putih 34.085 kg, cabe besar 34.896 kg, cabe rawit 23.534 kg, daging sapi atau kerbau 54.779 kg, daging ayam ras 83.860 kg, telur ayam ras 64.247 kg, gula pasir 35.167 kg, dan minyak goreng 2.029 kg.
Belum lama ini, DKPPP melakukan rapat Koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi. Namar mengatakan bahwa pihaknya juga telah memantau salah satu distributor MinyakKita di Kota Bekasi.
Hasilnya, ia mendapati jumlah persediaan minyak relatif banyak, MinyaKita tersebut tinggal menunggu distribusi ke pedagang setelah beberapa waktu langka di pasaran. Dalam pemantauan tersebut, ia mengaku tidak menemukan MinyaKita palsu seperti yang ditemukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) di wilayah Sragen, Jawa Tengah.
“Disana belum kita temukan itu, nggak ada di kita (Kota Bekasi). MinyaKita tetap di produk yang sama, dengan harga yang sama Rp 14 ribu,” ungkapnya.
Dari deretan kebutuhan bahan pokok tersebut, ia mengatakan ada kenaikan pada komoditas beras, meskipun tidak terlampau tinggi, berkisar Rp 500 sampai Rp 1000. Kenaikan harga pada salah satu komoditas ini diperkirakan karena distribusi terkendali akibat cuaca akhir-akhir ini.
Sebelumnya, Analis Perdagangan Disperindag Kota Bekasi, Eko Wijatmiko juga menyampaikan ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di pasar, diantaranya cabai merah besar dan cabai merah keriting. Sementara komoditas lain mengalami penurunan harga pekan kemarin.
Kenaikan harga berkisar 12 persen, hal ini diperkirakan terjadi lantaran persediaan dari daerah pemasukan mengalami penurunan. Persediaan sejauh ini disebut aman, tidak terjadi kekurangan.
“Kalau untuk pasokan itu ada, cuma kadang sempat tersendat, tersendatnya karena di daerah asal itu hujan,” ungkapnya.
Beberapa waktu belakangan, harga bahan pokok fluktuatif, terlebih di waktu-waktu memasuki bulan ramadan kecenderungan harganya naik.”Tidak sampai sepekan, kadang-kadang hitungan jangka waktu satu hari dua hari,” tambahnya.
Pantauan Radar Bekasi, kelangkaan MinyaKiat masih terjadi di Kota Bekasi. Sekalipun ada harga masih diatas harga eceran tertinggi. Para pedagang masih menjual MinyaKita di harga Rp 15 hingga Rp 17 ribu per liter. (sur)