RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMPN 2 Bojongmangu Kabupaten Bekasi telah membentuk komunitas baca dengan nama “Gelora”. Ya, nama tersebut merupakan akronim dari “Gerakan Literasi Boma Juara”. Keberadaan Gelora diharapkan mampu mendongkrak tingkat literasi secara konsisten.
Program peningkatan literasi di SMPN 2 Bojongmangu sejauh ini terbilang komprehensif. Sebab, bersamaan dengan membentuk koloni, pihak sekolah juga membangun atmosfer literasi di ruang kelas. Yakni dengan mencanangkan kebiasaan membaca sebelum memulai mata pelajaran yang dilakukan selama 10 menit.
“Semoga dengan komunitas membaca dapat menambah motivasi peserta didik dalam meningkatkan minat bacanya,” ujar Kepala SMPN 2 Bojongmangu Tanu, kepada Radar Bekasi, Senin (27/2).
Atmosfer dalam menaikan tingkat literasi di sekolah kian terasa dengan keberadaan pojok baca di setiap ruang kelas.
“Sekolah kami mengadakan semarak membaca dengan membuat Pojok Baca di setiap kelas dengan diadakannya perlombaan membuat Pojok Baca yang dihias oleh kelasnya masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Pembimbing Literasi SMPN 2 Bojongmangu Hetty Rahmawati mengungkapkan, gerakan membangun literasi yang saat ini berjalan dibuat dengan tidak mudah. Terdapat banyak kesulitan yang dihadapi, mulai dari minimnya fasilitas baca dan terbatasnya jumlah buku.
“Jumlah buku yang dimilikinya masih sangat terbatas karena perpustakaan juga kurang memadai, masih dibilang minim buku,” tuturnya.
“Saya baru satu tahun berpindah tugas di SMPN 2 Bojongmangu dan saya ditugaskan untuk menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Bojongmangu,” ucapnya.
BACA JUGA: Mahasiswa Fikom Universitas Mercu Buana Beri Pelatihan Literasi Digital bagi Siswa
Untuk menambal kekurangan jumlah buku Hetty mengatakan, pihaknya mulai meminta bantuan berupa hibah buku ke Badan Bahasa Jakarta dan Perpustakaan Nasional RI .
“Ada beberapa hal yang kami lakukan untuk memulai gerakan literasi ini, hal pertama yang saya lakukan adalah meminta buku hibahan dari Badan Bahasa Jakarta dan Alhamdulillah mendapat respon baik dari badan bahasa dan sekolah kami diberikan buku cerita tingkat anak-anak SMP sebanyak 400 buku gratis tanpa biaya,” terangnya.
Untuk sepenuhnya mendapatkan perhatian dari para siswanya, pihak sekolah bakal rutin menyelenggarakan kontestasi “Duta Baca” dalam sebulan sekali.
“Pemilihan Duta Baca dilakukan satu bulan sekali dengan memberikan catatan dan tanda tangan orang tua siswa sebagai bukti bahwa anak tersebut telah membaca sebanyak-banyaknya buku tersebut selama satu bulan, sebut saja namanya “My Reading Log”. Setiap siswa memiliki “My Reading Log” dan setiap harinya mereka harus membaca walau hanya beberapa menit saja,” terangnya.
Selain itu sekolah juga mengikuti program Tantangan Literasi Jawa Barat (TALENTA), yang diselenggarakan oleh Dispusipda Provinsi Jawa Barat selama 10 bulan dengan berbagai tantangan yang diberikan.
“Jadi selama 10 bulan kami menerima berbagai tantangan-tantangan yang diberikan dengan membuatkan hasil karya peserta didik yang berupa puisi, pantun, cerpen, dongeng dan review hasil bacaan mereka selama 10 bulan,” jelasnya.
Program TALENTA ini sendiri sangat berpengaruh dengan persaingan peserta didik dalam membaca, seluruh siswa berlomba-lomba membaca sebanyak-banyaknya disaat waktu kekosongan jam mata pelajaran ataupun ketika memiliki waktu luang di rumah.
“Dari sini siswa memiliki keinginan untuk meningkatkan literasinya, mereka juga memberikan bukti hasil bacaan mereka dengan membuat review dengan teknik Alasan Isi Hikmah (AIH). Baru dua bulan saya memberikan mereka tugas untuk giat membaca, tetapi yang dirasakan sudah mulai terasa saat saya masuk ke kelas dan sebelum memulai pembelajaran ternyata mereka terbiasa dengan membaca terlebih dahulu,” ucapnya. (dew)