RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Puri Nirwana Residence mendesak pengembang perumahan yang mereka tempati untuk bertanggung jawab atas permasalahan banjir. Pasalnya, belum ada upaya konkrit dari developer perumahan dalam menangani banjir yang sudah sering terjadi dalam beberapa tahun ini.
Terbaru, empat hari ini belakangan ini banjir merendam sejumlah rumah yang dihuni sekitar 1.200 kepala keluarga di perumahan bersubsidi tersebut. Bahkan, bencana alam ini mengakibatkan satu warga meninggal karena terlambat mendapat penanganan di rumah sakit.
Pada Senin (27/2), sejumlah warga yang kesal lantaran masalah banjir tak kunjung selesai berunjuk rasa di kantor pemasaran Puri Nirwana Residence (PNR) di Desa Sukakarya Kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi.
Ketegangan sempat terjadi saat warga berusaha untuk masuk ke kantor pemasaran. Namun situasi yang sempat memanas berhasil direda oleh camat dan kepala desa setempat.
“Warga emosi, karena pihak pengembang perumahan tersebut tidak konsisten dalam memantau dan menangani banjir ini. Banjir ini sudah terjadi dari sepuluh tahun terakhir,” ujar salah satu warga Puri Nirwana Residence Rahmat (43) di lokasi kantor pemasaran perumahan tersebut.
Dirinya menyampaikan, banjir yang melanda Puri Nirwana Residence disebabkan karena tanggul Kali Kalen Rasmi jebol. Namun, tak kunjung ada perbaikan dari pihak pengembang perumahan.
Padahal banjir yang melanda tempat tinggalnya sudah terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, dirinya bersama warga lainnya menuntut pengembang perumahan agar segera memperbaiki tanggul tersebut.
Menurut Rahmat, bencana banjir tahun ini menjadi yang terparah. Ia menuding, pihak pengembang perumahan tidak serius untuk menangani masalah ini.
Dalam hari keempat banjir ini kondisi warga sangat memperhatikan, banyak yang sakit sehingga susah untuk berobat karena akses sulit untuk dilalui. Minimnya armada yang terjunkan menjadi salah satu faktor yang membuat akses warga terhambat.
“Selama empat hari ini aktivitas warga di sini lumpuh, karena minimnya armada. Kalau tidak ada penanganan juga kita akan melakukan aksi demo lebih besar dan akan kita segel kantor pemasaran,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Camat Karang Bahagia Karnadi menuturkan, kedatangan masyarakat ke kantor pemasaran ini memberikan masukan dan aspirasinya kepada pihak pengembang untuk mencari solusi agar setiap tahunnya tidak terjadi banjir. Menurutnya, aspirasi tersebut sudah disampaikan oleh perwakilan warga yang dihadiri, termasuk dari dirinya, kepala desa, RT maupun RW setempat.
“Hari ini (kemarin,Red) pihak pengembang sudah sanggup untuk mengatasinya, yang kedua untuk meringankan kegiatan aktivitas mereka atau warga masyarakat PNR, pengembang akan memberikan solusi menyediakan sarana kendaraan untuk jalur evakuasi cepat, yang ketiga ini kami dari kecamatan dan kepala desa akan mengundang pihak pengembang setelah selesai ini,” ucapnya.
“Jika hari ini yang sangat urgen yang tidak bisa diselesaikan akan saya monitor dan akan saya laporkan kepada pimpinan kami bapak Bupati. Artinya kami perlu juga memberikan dan menyampaikan ini kepada pengembang,” sambungnya.
Sementara itu, Projek Manager Perumahan Puri Nirwana Residence Lutfa mengatakan, pihaknya akan memenuhi tuntutan warga terkait penanganan tanggul.
“Kalau untuk tanggul sesuai dengan kesepakatan warga tadi hari ini akan kita tutup. Kedepannya gini, kita sebenarnya juga perlu partisipasi warga, kita sangat welcome dan kita bisa berdiskusi bersama apa si langkah-langkah selanjutnya yang harus kita lakukan,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam setahun belakangan ini pihaknya sudah menyiapkan program penanggulangan banjir secara internal sebagai jawaban tuntutan warga. Menurutnya, banjir yang terjadi sulit dicegah karena faktor alam.
“Jadi pompa sudah kita siapkan empat unit. Upaya pengembang saat ini sesuai dengan tuntutan tadi, kita sudah siapkan armada untuk akses mobilitas untuk mereka, kita jemput mereka dari belakang ke depan kita sudah siapkan itu, kemudian juga akan kita siapkan dapur umum yang terakhir penutupan tanggul,” jelasnya. (pra)