Berita Bekasi Nomor Satu

Said Iqbal Siap “Tenggelamkan”  Obon Tabroni  

KOLASE FOTO: Said Iqbal (kiri), Obon Tabroni (kanan)

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Intrik antara Obon Tabron dengan tokoh Partai Buruh rupanya masih berlanjut. Sentimen negatif terhadap Obon bahkan disuarakan lantang oleh mantan koleganya di dunia perburuhan yang kini menjabat Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal.  

“Obon itu sudah diberhentikan oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) oleh karena itu tidak ada lagi tanggung jawab bagi FSPMI dan anggota untuk mendukung Obon sebagai DPR RI maupun bupati, pasti tenggelam Obon,” ujar Said Iqbal, kepada Radar Bekasi, Jumat (14/4/2023) lalu.

 

Pernyataan keras Iqbal disampaikan saat menghadiri rapat konsolidasi FSPMI yang berlangsung di Omah Buruh Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Pada kesempatan tersebut mantan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ini menilai, Obon terlalu Pede menganggap suara buruh tidak signifikan.

 

“Sebenarnya bukan kesal, FSPMI punya prinsip perjuangan dan konstitusinya sudah jelas memerintahkan seluruh anggota dan pengurus mendukung Partai Buruh. Obon sebagai kader FSPMI melenceng, otomatis dia diberhentikan. Kalau diberhentikan dia tenggelam. Kira-kira begitu,” ucapnya.

 

Konflik Obon dan Partai Buruh terlahir lantaran Obon yang kala itu mendapat dukungan dari kaum buruh tak mau masuk ke Partai Buruh. Obon memilih tetap di Partai Gerindra.

 

Iqbal mengaku yakin Obon bakal sangat kesulitan meraih suara pada Pemilu 2024. Iqbal mengklaim, partainya telah mendapatkan dukungan valid dari seluruh serikat buruh.

BACA JUGA: Obon Tabroni Yakin Tetap Disokong Buruh

 

“Semua serikat di Kabupaten Bekasi sudah gabung mendukung Partai Buruh, dia (Obon) salah. Ya itu pilihan dia, yang pasti tenggelamkan Obon,” tukasnya.

 

Di tempat yang sama, Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz menambahkan, sejatinya Obon merupakan kebanggan FSPMI. Sokongan federasi terhadap Obon juga bergulir ketika Ia maju via jalur Independet pada Pilkada Kabupaten Bekasi 2017.

 

“Kita berkomitmen bersama bahwa Partai Buruh ini di dirikan oleh FSPMI, Obon menjadi anggota DPR RI atas rekomendasi dari FSPMI. Hari ini Obon diminta balik ke Partai Buruh, akan kami besarkan. Tapi rupanya Obon punya pilihan lain, ya sudah. Berarti mulai hari ini kita sudah beda jalur, sudah beda pilihan,” tuturnya.

 

Dalam kondisi seperti sekarang kata Riden, kawan-kawan FSPMI sudah sangat paham apa yang harus dilakukan. Karena yang kecewa bukan hanya pimpinan, tetapi juga grassroots yang selama ini melakukan, mengerjakan, pertarungan di lapangan untuk mensukseskan Obon Tabroni.

 

“Saya dan bung Said Iqbal sifatnya hanya diskusi, hanya memberi pandangan, hanya mengintrusikan. Tapi yang menjalankan mereka, tentu kekecawaan yang sangat tinggi justru ada di anggota,” tuturnya.

BACA JUGA: FSPMI Pecat Obon Tabroni dari Kepengurusan

Menyikapi itu, Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Obon Tabroni menegaskan, semua orang berhak berbicara apa pun. Namun dirinya melihat ini bukan tentang politik. Tetapi tentang organisasi dan perjuangan buruh.

“Ketika saya menanggapi itu, muncul konflik, yang kasihan teman-teman. Lebih baik dari pada masuk ke dalam wilayah konflik, ya saya kerja saja untuk masyarakat, buruh, dan segala macam. Seperti yang saya lakukan selama ini,” katanya.

 

Perihal dampak setelah keluar dari FSPMI, Obon menilai, dari perjalanan selama ini, hampir setiap hari penuh dengan kawan-kawan buruh. Hal itu mengingat, buruh pada saat pulang ke rumah dia masyarakat biasa. 

 

“Jadi ada dua identitas, ketika sebagai masyarakat biasa dia punya kewenangan untuk kemana saja,” tuturnya.

 

Saat disinggung mengenai alasan tetap bertahan di Gerindra, Obon berharap, organisasi buruh sama dengan banyak organisasi yang lainnya. Dimana, menempatkan kader di banyak partai, agar lebih beragam apabila bicara perjuangan. 

 

“Justru lebih beragam, kemudian ketika bicara perjuangan, lebih banyak orang menguarakan. Lebih bagus ketika banyak yang menyuarakan, ketimbang satu yang menyuarakan,” jelasnya. (pra)