Berita Bekasi Nomor Satu

Rencana Patenkan Festival Adu Bedug dan Dondang

PAWAI: Sejumlah peserta dari kelurahan Mustikajaya Kota Bekasi membawa hasil bumi saat pawai festival adu bedug dan dondang di Jalan Raya Mustikajaya, Kota Bekasi, Minggu (21/5). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Event tahunan Festival Adu Bedug dan Dondang kembali dihelat warga Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi. Kali ini event tersebut berlangsung di Stadion H Natrom Nursyamsu, Kelurahan Mustikajaya, Minggu (21/5/2023).

Pantauan Radar Bekasi pawai parade budaya berlangsung mulai pukul 13.00 WIB. Antusias peserta perwakilan dari empat kelurahan nampak memenuhi Jalan Raya Mustikajaya, Kota Bekasi menuju lokasi stadion mini.

Tidak hanya iring-iringan, di lokasi festival juga tersedia berbagai jenis kuliner khas juga bagian dari isi dondang yang dibawa masing-masing perwakilan kelurahan.

Festival Adu Bedug dan Dondang menjadi tradisi warga kecamatan Mustikajaya yang biasa dihelat setelah Hari Raya Idulfitri. Kegiatan itu juga menjadi hiburan, pelestarian budaya, sekaligus ajang silaturahmi masyarakat empat kelurahan yaitu Kelurahan Mustikajaya, Cimuning, Padurenan dan Mustikasari.

Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto yang hadir di lokasi mengatakan, event tersebut rutin dihelat setiap tahun dan bagian dari kearifan lokal dari Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi.

“Mulai dari tadi malam, bagaimana anak anak perguruan pencak silat di Kota Bekasi mereka tampil, berkolaborasi dan menunjukan teknik-teknik kemampuan karena bukan dalam bentuk kejuaraan tetapi dalam bentuk festival dan kemudian hari ini adalah puncaknya,” ungkap Tri saat ditemui di lokasi acara, Minggu (21/5).

Untuk perbedaan tahun ini dengan tahun lalu, Tri menjelaskan warga yang tampil seluruhnya berasal dari Kota Bekasi, termasuk hiburan yang disajikan. “Perbedaanya yang tampil betul betul orang Bekasi, tahun lalu goleknya kita ambil dari Karawang. Ahamdulilah hari ini kita bisa ngambil dari Jatisampurna, Kranggan,” bebernya

Kedepan kata Tri, pihaknya akan mematenkan Festival Adu Bedug dan Dondang ke Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) agar budaya ini betul-betul menjadi milik Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi.

“Saya kira akan melangkah kesana, coba kita lihat HAKI nya seperti apa? Sehingga menjadi sesuatu yang sangat menarik, karena di Bekasi Utara kita punya yang namanya Kampung Bali dan kemudian di Timur kita juga punya Kota Tua lama kemudian di Jatiasih kita konsep menjadi kampung Padepokan Pencak Silat karena disana cukup luar biasa,” jelasnya.

Langkah itu juga dilakukan untuk menjaga warisan budaya sehingga bisa terus dilestarikan dan dipertahankan.

”Mungkin pada zaman tlTarumanegara ya itulah mudah mudahan ini bahwa Kota Bekasi yang ihsan bisa kita wujudkan,” jelasnya.

Di lokasi festival juga terlihat warga asing yang mengenakan pakaian khas era kolonial. Belakangan diketahui pria itu bernama Christopher warga keturunan asal Belgia yang lama tinggal di Mustikajaya. Ini kali kedua ia ikut berpartisipasi dalam Festival Adu Bedug dan Dondang.

“Ini kedua kalinya mengikuti event ini, dan sangat suka senang sekali, suatu kehormatan bisa join di event yang kedua kalinya,” ungkap Chris.

Busana yang dia pakai, tidak jauh berbeda dengan tahun kemarin yaitu menggunakan Heritage Kolonial dengan kombinasi dress tradisional.

Chris mengatakan, meski cuaca terik tak menyurutkan semangatnya mengikuti kegiatan tersebut.

“Seperti yang saya katakan pertama kali, saya senang sekali bisa join ikut serta berpartisipasi kedua kalinya event di Mustikajaya ini, sangat senang sekali,” ungkapnya

Di lokasi yang sama, Lurah Mustikajaya, Mochamad Sunaryadi mengatakan, kali ini wilayahnya menjadi tuan rumah karena tahun sebelumnya mereka menjadi juara di acara tersebut.

“Tahun kemarin kita juara, persiapan kurang lebih kita membutuhkan waktu dua bulan, kita koordinasi dengan ketua RW, tokoh masyarakat dan para budayawan dan seniman yang ada di kelurahan Mustikajaya,” ungkap Adhie sapaannya.

Adhie mengatakan, tradisi dondang merupakan kearifan lokal di Mustikajaya, salah satu peninggalan para leluhur sejak 1950. Dia menyambut baik jika kearifan lokal di Mustikajaya bisa dipatenkan.

“Bukan lagi setuju, tapi harapan kami, karena memang di Mustikajaya satu satunya budaya yang ada tersisa saat ini dan masyarakat tahun 2022- 2023 antusiasnya luar biasa, euforianya luas dan banyak pecinta pecinta budaya di Kota Bekasi masuknya di Kecamatan Mustikajaya,” jelasnya.(rez)