RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kota Bekasi terus berkurang setiap tahunnya.Penyebabnya lagi-lagi sama, yaitu karena kekurangan peserta didik, yang terus merosot setiap tahunnya.
Hanya ada dua opsi bagi SD negeri, pertama merger dengan SD negeri lain. Kedua, tutup. Dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Tahun Ajaran 2022/2023, jumlah SD negeri di Kota Bekasi masih berjumlah sekira 408 SD.
Tapi, tahun ajaran 2023/2024 jumlah itu menyusut menjadi hanya 315 sekolah. Artinya, berkurang sekitar 93 sekolah.
Jumlah itu bisa jadi merger ataupun tutup. Gedung SD negeri yang dimerger bakal dijadikan SMP negeri oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Pengamat Pendidikan Kota Bekasi, Imam Kobul Yahya, berpendapat berkurangnya jumlah peserta didik di SD negeri karena kualitas SD swasta yang bersaing.
“Kualitas SD Negeri kita apa adanya. Makanya tidak mampu bersaing dengan SD Swasta,” tutur dia.
Tak hanya itu, menurut Imam ada faktor pendorong lainnya, yaitu penumpukan beberapa SD negeri di dalam lokasi.
Sebagai contoh, terkadang dalam satu gedung sekolah ada 3 SD negeri sekaligus. Di situlah terjadi saling rebut peserta didik.
“Sementara di lokasi yang jauh dari SD negeri menjadi garapan SD swasta. Coba kita lihat, saat ini 80 persen SD swasta memiliki jumlah siswa diatas rata-rata SD negeri,” kata dia.
Dia yakin tahun depan akan lebih banyak lagi SD negeri yang merger. Ini berdampak ke jenjang SMP dan SMA.
Dalam podcast-nya, Profesor Rhenald Kasali menjelaskan angka fertilitas (fertility rate) kian menurun di Jakarta, wilayah yang amat dekat dengan Bekasi.
Rhenal menyebut angka fertilitas di Jakarta Barat sudah pada angka 1,7; Jakarta Selatan 1,8; Jakarta Timur 1,9; Jakarta Pusat 1,9; dan Jakarta Utara 1,85.
“Kalau Anda bekerja menjadi guru TK-SD, bersiap-siaplah dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi maka akan ada beberapa SD yang terpaksa harus dimerger,” tutur dia.
“SD ini kalau mau survive harus pindah ke daerah pinggiran karena penduduknya generasi kedua dan ketiga itu berpindah ke Depok dan Bekasi, pindah ke sekitar Tangerang dan lain sebagainya,” kata dia.
Meski demikian, Rhenald mengatakan angka fertilitas di Bekasi pun sudah 1,92 artinya tiap pasangan hanya memiliki 1 sampai 2 orang anak.
Sementara angka fertilitas yang berada di atas 2 adalah Bogor dengan 2,06.
“Kalau pertumbuhan penduduk ini mengalami penurunan, yang pertama tentu saja kita perlu pikirkan bahwa apa yang akan terjadi adalah kekurangan SDM,” kata dia. (sdm/pjk)