Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Tindaklanjuti Keluhan Pedagang PIC

UKUR BANGUNAN : Pegawai Dinas Cipta Karya bersama pedagang, mengukur luas bangunan di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Kamis (15/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi menindak lanjuti keluhan pedagang Pasar Induk Cibitung (PIC) yang disampaikan kepada Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, pada Rabu (14/6) lalu.

Hari ini (kemarin, Red), Pemkab Bekasi melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, akhirnya menyambangi PIC untuk memantau kelanjutan revitalisasi.

Tujuannya adalah, melakukan monitoring evaluasi proses dan progres pembangunan PIC. Mulai dari ukuran bangunana dan jalan yang sesuai ketentuan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS), dan sejumlah perencanaan yang sesuai dengan site plan.

Sub Koordinator Pelaku Distribusi Bidang Sarana Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Mat Soleh menjelaskan, pengecekan ini dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) pembangunan PIC.

“Hasil briefing kami dengan dinas lainnya, untuk memastikan mana saja yang sudah dan belum dikerjakan pengembang terkait revitalisasi PIC,” terang Soleh.

Beberapa hal yang dicek, yakni mengenai saluran air, alur lalu lintas di dalam PIC, pengukuran badan jalan, lebar kios dan lainnya.

Meski begitu, Soleh enggan menyebutkan pelanggaran yang ditemukan pihaknya saat melakukan monitoring.

“Kami masih mencatat hasil temuan di lapangan, sehingga belum bisa menjabarkan secara mendetail. Jadi setiap tim, akan menyampaikan hasilnya ke Pak Pj Bupati. Setelah itu akan kami evaluasi lagi sebelum dilaporkan ke Pj Bupati,” ujarnya.

Sementara pedagang PIC, Konga Sembiring menyatakan, bangunan toilet yang didirikan di samping PIC sangat mengganggu arus bongkar muat barang. Akibatnya, kemacetan kerap terjadi, lantaran bangunan memakan akses jalan.

“Kalau dilihat dari sketch, pembangunannya berbeda, tidak sesuai dengan kesepakatan di awal,” beber Konga di lokasi.

Berdasarkan site plan ia lihat bersama pedagang lain, bangunan toilet seharusnya ditempatkan di sisi belakang PIC.

“Misalnya di bagian impres (belakang PIC), seharusnya ada tiga toilet di sana. Tapi kenyataannya belum ada. Malah dibangun di samping jalan ini,” kritik Konga.

Hal yang lebih memprihatinkan, belum adanya lahan parkir yang memadai, sehingga banyak sepeda motor yang parkir sembarangan di dalam area PIC.

Padahal di dalam site plan, terdapat gedung parkir di depan area PIC, yang kini masih dalam proses pembangunan. Molornya pembangunan, menyebabkan kerugian bagi para pedagang.

“Pembeli itu khawatir kalau mau datang ke PIC ini, tidak ada tempat parkir. Makanya mereka pada nggak mau belanja ke sini lagi. Padahal menurut keterangan pengembang, ada gedung parkir, tapi masih dibangun, ini kan sudah lama, dan kami yang dirugikan,” sesal Konga.

Dirinya juga menyinggung masalah dualisme perusahaan pengembang yang berdampak secara langsung kepada pedagang PIC. Pedagang menjadi bingung, ke pihak mana mereka harus membayar cicilan kios. (and)