RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jelang Hari Raya Idul Adha 2023, penjualan hewan kurban di Kabupaten Bekasi, menurun dari tahun sebelumnya. Beberapa pedagang mengaku kesulitan pembeli meski lebaran haji tinggal beberapa hari lagi.
Bentroknya Idul Adha dengan jadwal pendaftaran sekolah anak, diklaim menjadi salah satu faktor merosotnya penjualan hewan kurban. Anggaran masyarakat untuk membeli hewan kurban terpaksa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Salah seorang pedagang hewan kurban, Ferry (42), mengaku penjualannya merosot dibanding tahun lalu. Hingga H-3 Idul Adha, dirinya baru menjual 20 ekor domba.
“Saya nyetok itu 150 ekor. Biasanya kalau sudah mau mendekati Idul Adha, 50 persen domba sudah laku. Sekarang masih jauh, ini baru 20 ekor yang terjual,” ucap pedagang yang membuka lapak di Jalan Haji Nuasan, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara.
Ia menceritakan, pada Idul Adha 2022 lalu, Ferry bisa menjual sampai 170 ekor hewan kurban.
“Tahun sebelumnya, mendekati Idul Adha biasanya sudah mau habis. Kalau sekarang, masih banyak,” terang Ferry.
Dirinya menjual domba mulai dari harga Rp 2,5 juta untuk ukuran 20 kilogram, hingga Rp 4 juta untuk ukuran 40 kilogram. Dari berbagai ukuran tersebut, domba 40 kilogram menjadi paling banyak diminati.
“Banyak yang suka hewan kurban besar,” ujarnya.
Tahun ini, Ferry turut menjual domba unik yang memiliki empat tanduk di kepalanya. Dua tanduk normal menjulang ke atas, dua lainnya melengkung ke bawah. Selain memiliki empat tanduk, ukuran tubuhnya terbilang lebih besar dengan berat mencapai 50 kilogram.
Domba unik ini yang menjadi salah satu daya tarik lapak hewan kurban milik Ferry. Domba bertanduk empat ini dibanderol seharga Rp 6 juta.
“Domba bertanduk empat ini namanya si Jek. Saya dapat waktu usianya baru empat bulan, saat itu belum kelihatan tanduknya. Sekarang usianya sudah dua tahun, dan kemarin telah dicek kesehatannya,” bebernya.
Hal senada diungkapkan pedagang hewan kurban lainnya, Nur Cholis (40). Menurut dia, Idul Adha yang berbarengan tahun ajaran baru sekolah, turut berpengaruh pada penjualan hewan kurban. Jumlah pembeli diperkirakan menurun sebanyak 10 persen.
Tapi di sisi lain, penurunan ini terbantu oleh berlangsungnya tahun politik. Di mana setiap orang bisa membeli lebih dari satu hewan kurban untuk dibagikan ke masyarakat.
“Jadi ada keunikan tersendiri. Untuk perorangan yang beli sedikit, karena memang pengaruh juga dari biaya anak untuk masuk sekolah. Tapi karena memasuki tahun politik, yang beli tidak hanya satu ekor, melainkan ada yang tiga hingga lima ekor,” ungkapnya.
Untuk itu, meski jumlah pembeli berkurang, tapi hewan kurban yang terjual relatif tidak banyak berubah. Menurut Cholis, dirinya telah menjual sedikitnya 200 ekor sapi dan 200 kambing. Jumlah itu tidak banyak berubah dibanding tahun lalu. (and)