Berita Bekasi Nomor Satu

TKW Asal Cabangbungin Minta Tolong ke Jokowi Dipulangkan

Hilang Kontak di Arab Saudi

USAP AIR MATA: Bibi ipar Ratna Komalasari, Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi, Salamatun Uyun, mengusap air matanya saat bercerita tentang hilangnya kontak dengan Ratna, di Kampung Putat, Desa Sindangsari, Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Rabu (2/8). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Bekasi, Ratna Komala Sari (37), di Arab Saudi, hilang kontak sejak empat bulan lalu.

Terakhir diketahui, Ratna yang merupakan warga Kampung Putat, RT 02 RW 01, Desa Sindangsari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, mengirimkan video permintaan tolong oleh kerabatnya.

Dalam video yang beredar di aplikasi pesan singkat berdurasi 4.23 menit itu, Ratna mengungkapkan, ingin kembali ke Indonesia, karena kerap mendapat kekerasan fisik dari majikannya di Arab Saudi, yang sudah bekerja sejak 15 Oktober 2022 silam.

Meskipun dia telah mengadukan kondisinya ke sponsor yang memberangkatkan, tapi pihak sponsor tersebut mengaku tidak percaya dengan kekerasan yang dialami Ratna tersebut.

“Saya berangkat 15 Oktober 2022 ke arab Saudi, dan mohon kepada Pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Joko Widodo, agar bisa memulangkan saya ke Indonesia. Anak saya tiga orang dan sudah yatim, tidak ada yang mengurus di rumah pak. Majikan saya seorang janda, dan saya nggak tau harus minta tolong ke siapa lagi. Saya sudah buat laporan ke sponsor, namun tidak ditanggapi, bahkan tidak percaya kalau saya mendapat kekerasan fisik,” ungkap Ratna dalam video yang diterima Radar Bekasi, Rabu (2/8).

Selain itu, Ratna juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa visa yang digunakannya adalah visa ziarah atau kunjungan, lantaran dia tidak paham bahasa Arab.

Ketika tiba di Arab Saudi, dirinya langsung dijemput oleh sang majikan di bandara. Dalam video yang dibuat Ratna pada 28 Juli 2023 itu, dia mengaku sedang sakit, dan harus tetap bekerja di rumah majikannya.

“Saya berangkat ke Arab Saudi tidak tau kalau menggunakan visa ziarah, karena sponsor bilang saya ini resmi. Ternyata sampai di di arab Saudi, saya pelajari visa itu ternyata untuk ziarah atau kunjungan, bukan kerja. Saya tidak paham, karena belum pernah kerja di luar negeri. Saya sering sakit-sakitan bahkan sekarang pun kaki saya masih sakit, untuk jalan saja susah. Tapi, saya harus tetap bekerja, dan tidak bisa istirahat,” ucapnya.

Sementara Bibi Ipar Ratna, Salamatun Uyun mengungkapkan, bahwa keputusan Ratna untuk berangkat menjadi TKI di Arab Saudi, itu lantaran terlilit hutang, setelah suaminya meninggal dunia.

“Awalnya dia cerita pengen kerja di Indonesia, tapi bagaimana nyari kerjanya kan susah. Teteh juga kelilit utang dari bank keliling,” beber Uyun saat ditemui Radar Bekasi di rumahnya, Kampung Putat, Cabangbungin, Rabu (2/8).

Sebelum berangkat, Ratna meminta izin kepada keluarganya, agar merawat tiga anaknya dan akan dikirimkan uang setiap bulan. Selama bekerja empat bulan, Ratna selalu mengirimkan uang kepada bibi iparnya untuk keperluan anak-anaknya, namun pada bulan kelima hingga kini, Ratna tidak pernah lagi mengirim uang dan tak ada kabar hingga pada akhirnya, pihak keluarga Ratna mendapat kiriman video pengakuan Ratna dari kerabatnya melalui aplikasi pesan singkat.

“Minggu yang lalu dikabari temannya, dikasih tau video itu. Jangan bilang anaknya (Ratna) dulu,” pesannya.

Lanjut Uyun, saat masih dapat berkomunikasi, Ratna sempat menyampaikan bahwa dirinya ditelantarkan. Setiap anak majikannya sekolah, dia selalu disekap didalam rumah tanpa makanan, hingga ponsel milik Ratna disadap agar tidak dapat menghubungi keluarganya di Indonesia.

“Dia ngomong, Neng nitip anak teteh ya. Saya juga lagi kerja ditelantarkan. Abis itu, nggak ada kontak lagi. Pernah bilang lagi sakit batuk darah. Saya bilang sama anaknya, banyak-banyak berdoa buat mama. Dia cuma ngomong begitu aja, tiap anak majikannya pergi sekolah, rumah dikunci, kalau anaknya sudah pulang, baru pintu dibuka dan dikasih makan. Di rumah majikannya itu nggak ada makanan di kulkas. Sempet ada kontak sama saya, kayak handphonenya disadap gitu sama majikannya, karena selalu mati handphonenya mati. Saya Tanya kenapa? Dia jawab, iya ini hp saya disadap, soalnya pernah disita sama majikannya,” tutur Uyun.

Sebelum berangkat ke Arab Saudi, Ratna sempat bercerita kepada Uyun bahwa mendapat sponsor itu melalui jejaring sosial facebook, yang berada di wilayah Karawang. Usai mendapatkan sponsor, dirinya melengkapi berbagai persyaratan, seperti medical check up, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Sebelum keberangkatan, Uyun juga sempat diberikan uang Rp 3 juta dari sponsor. Uang itu sebagai awal tunjangan anak-anak Ratna yang ditinggal bekerja di Arab Saudi. Namun hingga kini, Uyun hanya menerima kiriman uang Rp 2 juta per bulan.

Saat ini, Uyun bersama keluarganya berharap, agar Ratna Komala Sari dapat menghubungi keluarga dan anak-anaknya, lantaran telah hilang kontak sejak empat bulan lamanya. Dia juga meminta bantuan ke Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Kabupaten Bekasi, agar dapat memulangkan Ratna Komala Sari ke Indonesia.

“Keluarga berharap, Teteh (Ratna) bisa pulang ke Indonesia. Insyaallah bisa nyari kerja disini. Dari pertama berangkat kerja sampai sekarang, belum pulang. Dijanjikan pulang sebelum lebaran, ternyata tidak bisa, lantaran masa berlaku visanya habis. Terus putus kontak, tak ada kabar sampai sekarang,” tutup Uyun. (ris)