Berita Bekasi Nomor Satu

Polemik Kepemilikan Lahan, SDN V Bantargebang Dipagar Seng, Ratusan Siswa Telantar

DITUTUP: Warga melintas di depan pagar seng yang menutup akses jalan SDN V Bantargebang di Jalan Villa Nusa Indah, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (28/8). Penutupan sekolah dengan pagar seng itu karena pihak pemkot bekasi belum membayar lahan milik ahli waris. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polemik kepemilikan lahan SDN V Bantargebang terus bergulir. Pihak ahli waris H.M Nurhasanuddin Karim dikabarkan memenangkan gugatan dari Pemkot Bekasi terkait kepemilikan lahan.

Atas dasar itu, pintu masuk sekolah kembali ditutup pihak ahli waris sejak Minggu (27/8). Imbasnya, ratusan siswa dan guru tidak bisa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) normal. Mereka terpaksa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) beberapa hari kedepan hingga persoalan tersebut mendapat titik temu.

Pantauan Radar Bekasi Senin (28/8), pintu masuk ke SDN V ditutup pagar seng, tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar, hanya ada sebagian tenaga pengajar di dalam ruangan.

Selain itu juga ada spanduk besar terpampang di bangunan sekolah yang bertuliskan “Tanah Milik Ahli Waris H.M Nurhasanuddin Karim”.

Disana juga tertulis penutupan sekolah dengan dalih adanya putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 253/Pdt.G/2020/PN.Bks.Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No.804K/Pdt/2022; Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 392/Pdt/2021/PT.Bdg; dan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.88/Pdt/2023.

Kepala SDN V Bantargebang, Aisyah mengatakan kegiatan belajar mengajar sementara diliburkan, mereka dialihkan untuk pembelajaran jarak jauh.

“Anak-anak PJJ sekarang, mudah-mudahan enggak lama lah, tadi juga sudah dikomunikasikan, 1-3 hari PJJ, itu harapan kami,” ungkapnya saat ditemui di SDN V Bantargebang di Jalan Villa Nusa Indah, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (28/8).

Pihaknya mengaku kaget adanya penutupan sekolah, sehingga ia mengambil inisiatif untuk melakukan pembelajaran secara daring.

“Bukan kaget lagi, syok berat bagi guru, orang tua, siswa, semuanya, dan nggak ada konfirmasi tiba-tiba (dipagar seng)” ungkapnya.

Tepisah, Wali Murid kelas 1 SDN V Bantargebang, Dede Wahyudi (32) mengatakan, dirinya menyayangkan kondisi sekolah anaknya yang di pagar seng oleh pihak ahli waris.

“Saya agak menyesal lah, harusnya gausah kayak gini juga. Bagusnya dibuka lagi, kasian muridnya kan anak-anak kita juga,” bebernya.

Dirinya diinformasikan oleh pihak guru, siswa masuk kembali pekan depan, “Disuruh belajar di rumah aja, semingguan, sekarang suruh belajar online dulu,” pungkasnya.(rez)