Berita Bekasi Nomor Satu

Pisau Menancap, Diduga Bunuh Diri

EVAKUASI: Petugas kepolisian mengevakuasi jenazah YHW (50) korban diduga bunuh diri di Perumnas 3, RT 01 RW 09 Kelurahan Arenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (7/9). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga digegerkan dengan penemuan jasad pria dengan pisau menancap di perut di Perumnas 3, RT 01 RW 09 Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (7/9).

Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sukadi mengatakan, pria berinisial YHW (50) tersebut tewas diduga bunuh diri. Saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan.

“Setelah dicek anggota bersama identifikasi ternyata betul adanya, setelah kita interogasi ke istri korban memang betul bahwa yang bersangkutan bunuh diri,” kata Sukadi.

Jasad dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta Timur, proses autopsi tetap dilakukan untuk melengkapi penyelidikan.

Sukadi melanjutkan, kasus ini pertama kali terkuak saat istri korban berusaha mencari suaminya yang pamit sejak semalam.

“Korban sama istrinya jualan di Rawamangun, semalam itu si suami minta ijin keluar untuk cari udara segar, ternyata tidak sangka mencari udara segar pulang ke rumahnya yang di Arenjaya sini,” terang Sukadi.

Sampai siang, sang suami tak kunjung pulang. Dihubungi juga tak ada jawaban. Istrinya lalu berinisiatif mencari di rumah Bekasi.

Setibanya di rumah, pintu dalam keadaan terkunci dari dalam. Sang istri lalu membuka jendela untuk masuk ke dalam.

“Istrinya datang bersama ponakannya, tetapi mencoba masuk untuk bongkar jendela, karena dikunci dari dalam dan dikunci tergantung di pintu,” ucap dia.

Di dalam rumah, YHW ditemukan dalam kondisi duduk di bangku dengan pisau yang masih menancap di perut. “Itu di bagian perut, di bawah jantung posisi persisnya, pakai pisau dapur,” tegas dia.

Indikasi YWH diduga bunuh diri diperkuat dengan kondisi TKP, rumah dipastikan dalam keadaan terkunci dan tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan.

“Diduga (bunuh diri), memang setelah kita lakukan pengecekan di dalam rumahnya itu nggak ada tanda-tanda kekerasan termasuk barang-barang semuanya tidak ada yang berserakan,” terangnya.

Lanjut Sukadi, yang bersangkutan selalu bercerita ke istrinya merasa depresi, karena tidak bisa mencukupi untuk kehidupan keluarga. “Merasa tidak bisa menghidupi sebagai kepala keluarga sehingga depresi masalah ekonomi itu yang paling menonjol, dia tidak kerja, dia numpang hidup sama istri, dia sebagai Kepala Keluarga gak bisa menghidupi keluarganya,” terang dia. (rez)