Berita Bekasi Nomor Satu

Sejumlah Sekolah di Kota Bekasi Belum Punya Guru Agama Nonmuslim  

ILUSTRASI: Guru salah satu sekolah swasta melintas di halaman sekolah, belum lama ini. Sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta di Kota Bekasi belum punya guru agama nonmuslim. DOKUMEN/RADAR BEKASI

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta di Kota Bekasi belum punya guru agama nonmuslim.

Kepala SMA Tulus Bhakti (TB) Kota Bekasi, Margo Cahyono, mengakui bahwa saat ini sekolahnya hanya memiliki guru agama Islam. Sementara guru agama nonmuslim belum ada.

“Jadi kami hanya memiliki guru agama Islam, karena mayoritas siswa kami kebanyakan muslim. Untuk guru nonmuslim kami belum tersedia,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Senin (16/10).

Ia menyampaikan, bahwa saat ini SMA TB hanya memiliki kurang lebih 50 siswa non muslim, yang terdiri dari agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

“Sementara ini kami hanya memiliki kurang lebih 50 siswa yang beragama nonmuslim, terdiri dari kelas 10,11 dan 12,” ucap Margo.

Oleh karena itu, sampai saat ini kebutuhan guru nonmuslim belum mendesak lantaran mayoritas siswa beragama Islam.

“Kalau bicara kebutuhan guru nonmuslim, untuk sementara ini belum begitu dibutuhkan,” terangnya.

BACA JUGA: Puluhan Guru PAI Mengadu ke Presiden, Protes Tak Ada Formasi di PPPK

Meski demikian, bahwa nantinya gurunon muslim akan menjadi kebutuhan mendesak. Dengan begitu, pembelajaran bagi siswa nonmuslim bisa lebih maksimal.

“Untuk saat ini memang belum dibutuhkan, tapi ke depan mungkin bisa dikaji lebih lanjut, agar proses pembelajarannya lebih maksimal, jika dilakukan di sekolah,” kata Margo.

Hal senada juga disampaikan Kepala SDN Jatiluhur I, Kota Bekasi, Agam. Dikatakan bahwa sementara ini sekolah hanya memiliki satu guru agama Islam.

“Kami hanya memiliki satu guru agama, yakni guru agama Islam. Kalau untuk guru agama nonmuslim sampai saat ini belum ada,” bebernya.

Menurut Agam, kebutuhan guru agama nonmuslim belum dibutuhkan. Pasalnya, mayoritas siswa di sekolahnya beragama Islam.

“Murid kami kebanyakan beragama Islam,” tandasnya.

Walaupun begitu, guru agama nonmuslim juga dirasa sangat dibutuhkan ke depan. Mengingat saat ini sistem penilaian hanya diberikan melalui masing-masing tempat ibadah siswa.

“Tapi saya rasa ke depan, mungkin guru agama non Islam memang sangat dibutuhkan, agar proses pembelajaran agama siswa lebih mendalam dan maksimal,” pungkasnya. (dew)