Berita Bekasi Nomor Satu

Disdamkar Kabupaten Bekasi Kesulitan Cari Sumber Air

MENYUSUT DAN HITAM: Foto udara Kali Bekasi yang mengalami penyusutan dan perubahan warna menjadi hitam akibat pencemaran limbah di Tambun Utara Kabupaten Bekasi, Minggu (22/10). Kali Bekasi sudah tidak bisa dijadikan sebagai sumber air Damkar karena tercemar. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bekasi menghadapi kesulitan dalam mencari sumber air saat harus memadamkan kebakaran. Sungai atau kali yang biasanya menjadi sumber air tidak dapat digunakan karena kondisinya tercemar.

Atas dasar itu, Dinas Damkar Kabupaten Bekasi akan mengusulkan pembuatan bak penampungan air atau glonteng di kecamatan. Pada tahap awal, glonteng diprioritaskan di wilayah padat penduduk.

Kepala Dinas Damkar Kabupaten Bekasi, Hasan Basri, mengungkapkan bahwa setiap penanganan peristiwa kebakaran pihaknya kesulitan mencari sumber air.

“Setiap penanangan kejadian di Kabupaten Bekasi ini sulit mencari air yang digunakan untuk pemadaman. Sementara sungai-sungai kondisi airnya sudah tidak bisa dipakai untuk pemadaman,” ujar Hasan kepada Radar Bekasi, Minggu (22/10).

Menurut Hasan, sungai maupun kali tidak sudah tidak bisa dijadikan sumber air karena kondisinya tercemar. Pihaknya tak mau memaksakan penggunaan air dari sungai karena berisiko merusak peralatan.

Dengan alasan tersebut, Hasan mengusulkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membuat bak penampungan air atau glonteng minimal satu di setiap kecamatan. Prioritasnya adalah wilayah-wilayah yang padat penduduk.

“Dinas Pemadam Kebakaran butuh untuk dibuatkan bak penampungan air atau glonteng. Lokasinya kami prioritaskan itu ditempatkan di lokasi padat penduduk, seperti Tambun Selatan, Cikarang Utara, Babelan, dan Cikarang Selatan, itu harus punya,” tuturnya.

Dalam proses pembuatan bak penampungan air, Hasan menyatakan bahwa akan menjalin kerjasama dengan Perumda Tirta Bhagasasi untuk memastikan terus tersedianya pasokan air di lokasi tersebut.

“Suatu saat kami butuh, dinas pemadam kebakaran yang membuka kunci dari tutup penampungan air itu. Itu untuk mempermudah, bekerjasama dengan PDAM,” ungkapnya.

Sebelum mengajukan usulannya, Hasan memastikan untuk melakukan survei terlebih dahulu di setiap wilayah atau kecamatan, seperti di wilayah Kecamatan Cibitung dengan penentuan titik di setiap desa. Setelah survei selesai, barulah usulannya akan diajukan. Dengan harapan bahwa kebutuhan bak penampungan air atau glonteng dapat terpenuhi secara bertahap.

“Ini untuk mempermudah Dinas Pemadam Kebakaran mendapatkan air, bila dalam penanganan kebakaran airnya habis yang ada ditengki. Kalau harus mencari air ke sungai, melihat kondisinya kami tidak berani mempergunakannya,” tuturnya.

“Kita akan usulin ini seperti di Surabaya, mudah-mudahan kedepannya bisa terlaksana. Kita harus siapkan dari sekarang, mudah-mudahan kedepannya secara bertahap bisa terbangun di setiap kecamatan,” sambungnya. (pra)