Berita Bekasi Nomor Satu

Rapor Merah IPSI Kota Bekasi

Oleh: Kusnadi Nian

Kegiatan tarung seni bela diri pencak silat

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SENI beladiri pencak silat di Kota Patriot ini sudah menjadi bagian penting di tengah kehidupan masyarakat, dan telah berlangsung dari puluhan tahun lalu sejak jaman kemerdekaan.

Kota Bekasi saat ini menjadi kawasan penyangga Ibu Kota Jakarta yang cukup berkembang. Kehidupan masyarakat di tengah peradaban jaman seperti sekarang ini, menjadi tantangan tersendiri bagi pelestarian bela diri pencak silat di Kota Bekasi.

Pencak silat menjadi salah satu kegiatan yang sangat diminati oleh warga Kota Bekasi, mulai dari anak usia dini hingga usia dewasa, bahkan orang tua.

Pencak silat, tradisi yang terus masih terjaga sampai saat ini , dan menjadi nilai tersendiri bagi denyut olahraga di Kota Bekasi.

Kegiatan yang seharusnya bisa menjadi wadah kratifitas dalam rangka melastarikan seni budaya dan prestasi selama ini, masih tertidur pulas, karena kurang maksimalnya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bekasi.

Berdasarkan data yang ada, sebanyak 97 perguruan telah terdaftar di IPSI Kota Bekasi melalui verifikasi yang dilakukan oleh divisi 1 organinsasi IPSI sebelum musyarawah kota dilakukan.

Disampaikan melalui laman Blogspot IPSI Kota Bekasi, kegiatan pemilihan ketua umum periode masa bakti 2022 – 2026, mampu membawa IPSI Kota Bekasi berkembang di dalam cabang olahraga (cabor) beladiri pencak silat.

Satu tahun berjalan, IPSI Kota Bekasi masih tertidur lelap dengan dinamika yang ada. Sedangkan banyak anak-anak yang memiliki potensi luar biasa, dan dapat terus dibina untuk membawa nama harum Kota Bekasi, melalui seni beladiri pencak silat ini.

Hal ini berdampak luar biasa bagi perguruan pencak silat yang ada, tanpa adanya dukungan dan peran aktif dari IPSI Kota Bekasi, para pengiat seni beladiri terus berjalan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki.

Seperti mengikuti even-even yang diselenggarakan pihak swasta, atau pertunjukan di acara ulang tahun padepokan (Milad ) saja yang mereka dapat lakukan untuk meng ekspresikan kegiatan selama ini.

Minimnya peran aktif dari satu-satunya lembaga yang menaungi pencak silat di Indonesia ini, menjadi miris rasanya, sehingga potensi-pontensi di Kota Bekasi kurang terakomodir.

Setahun berjalan, ketuk palu dari Pengprov IPSI Jawa Barat telah terdengar keras. Tetapi rapor merah harus menjadi evaluasi IPSI Kota Bekasi.

Dari catatan penulis, pencak silat merupakan salah satu seni budaya yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Kota Bekasi.

Penulis pun sudah resep latihan pencak silat dari kampung ke kampung. Pencak silat di Kota Bekasi ini melalui IPSI, harus segera berbenah , disamping menjadi wadah bagi para penggiat seni bela diri pencak silat, IPSI juga sebagai promotor terdepan untuk melestarikan kegiatan seni budaya maupun prestasi pencak silat.

Jangan sampai tradisi yang ada, punah karena tidak ada wadah untuk menyalurkan kegiatan pencak silat ini.

Bibit yang unggul lahir dari tanah yang gembur . Semoga rapor merah IPSI Kota Bekasi ini, bisa dijadikan pemicu agar lebih baik lagi, demi pencak silat di Kota Bekasi.

Salam Pesilat, Salam Budaya. (*) Tokoh Muda Penggiat Seni Budaya Kota Bekasi