RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI), Ingrid Kansil, mendukung penanggulangan stunting di Kota Bekasi.
Hal itu ditegaskan Ingrid saat menghadiri kegiatan “Sosialisasi Generasi Emas Cegah Stunting” bagi masyarakat sekitar TPST Bantargebang. Kegiatan ini berlangsung di Yayasan Al Muhajirin, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (30/10/2023).
Lurah Ciketing Udik, Usep Sudharma Wijaya; Ketua Yayasan Al Muhajirin, Khoidir Muhendi; perwakilan Direktur RSUD Bantargebang, dr. Sang Ayu Putu Gandhitri; Ketua Forum Wirausaha Mandiri Nasional, Siti Aisyah; Ketua Majelis Umat Kristen Indonesia, Yohannes Nur; Pembina UMKM Kota Bekasi, Benny Tunggul, dan RT 001/ RW 005, Gunin, turut hadir dalam kegiatan.
Dalam kesempatan itu, Ingrid turut meninjau siswa yang mengikuti lomba mewarnai. Selain itu, Ingrid turut membagikan susu dan bubur bayi serta minyak goreng bagi puluhan ibu-ibu yang hadir.
Ingrid menegaskan bahwa semua pihak harus turut mendukung setiap upaya penanggulangan stunting. Hal ini selaras dengan prioritas nasional pemerintah pusat.
“Aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, daerah, dan lembaga masyarakat, serta praktisi akan membuahkan hasil yang signifikan,” jelas perempuan yang maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Demokrat Daerah Pemilihan Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini.
Ingrid menambahkan bahwa aksi ini perlu mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi di Kota Bekasi. Hal ini bertujuan untuk mempererat struktur sosial budaya yang sudah ada di kota tersebut, serta untuk memperkuat sektor ekonomi masyarakat, serta meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
BACA JUGA: Intan Dorong Percepatan Pemberantasan Stunting
Dari hasil pemantauan, terdapat berbagai tindakan konvergensi dan langkah kreatif yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam upaya penanggulangan stunting dan kemiskinan. Mereka mengadopsi tema lokal dan berbasis digital sebagai pendekatan utama dalam pelaksanaan program tersebut.
“Terpenting, bagaimana agar semua lapisan masyarakat terjangkau, terlayani dan meningkat kapasitasnya dalam penanggulangan stunting dan kemiskinan, seperti semangat SDGs yaitu No One Left Behind,” ujarnya.
Dikemukakan bahwa pembangunan sumber daya manusia berkualitas menjadi salah satu pilar utama dalam mencapai Visi Indonesia 2045. Visi tersebut menggambarkan cita-cita memiliki manusia Indonesia yang tidak hanya memiliki kecerdasan tinggi, tetapi juga menghargai pluralisme, memiliki budaya, religius, dan memegang teguh nilai-nilai etika.
Oleh karena itu, penanganan berbagai permasalahan terkait persiapan sumber daya manusia berkualitas menjadi sangat penting dalam upaya mencapai Visi Indonesia 2045. Hal ini sejalan dengan usaha untuk mengejar ketertinggalan, memperoleh posisi sejajar, dan memiliki daya saing yang kuat di lingkup masyarakat internasional.
Dalam konteks pembangunan kualitas sumber daya manusia, stunting merupakan bagian dari beban ganda malnutrisi (Double Burden of Malnutrition/DBM). DBM mengacu pada kondisi di mana terjadi malnutrisi, baik berlebihan maupun kekurangan gizi, yang memiliki dampak merugikan secara signifikan, baik dari segi kesehatan maupun produktivitas ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Secara langsung, stunting dalam jangka pendek berhubungan dengan perkembangan sel otak, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan.
“Hal ini berarti bahwa kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi dan dapat menimbulkan permasalahan sosial budaya dalam jangka panjangnya,” tuturnya. (oke)