RADARBEKASI.ID, BEKASI – Komunitas Airsoft Spring Bekasi (ASB) mengadakan menghelat acara bagi para masyarakat yang hobi menembak, Minggu (19/10). Acara bertajuk “But Not The End” ini berlangsung di Rumah Joglo Sriwedari Kelurahan Setia Asih Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.
“Kita ngadain kegiatan itu buat klub-klub lain bermain. Mereka biasanya bermain itu terpencar-pencar. Jadi kita ngadain gabungan atau yang biasa disebut zona operation. Jadi kita kayak giat simulasi militer,” ujar Ketua ASB, Lukman Hakim Azhara.
Acara ini diikuti 47 peserta berusia di atas 18 tahun yang berasal dari komunitas airsoft di wilayah Jabodetabek. Menurut Lukman, dari total 47 peserta yang mendaftar terbagi menjadi dua tim dalam tiga gim.
Gim pertama, The Death Match, menghadirkan pertarungan sengit antar tim untuk mencetak skor lebih tinggi dengan menembak tim lawan. Jika ada peserta yang tertembak, mereka harus mengakui dan sementara waktu keluar dari gim atau menunggu sampai babak berikutnya.
Gim kedua, Counter Strike, seperti yang dijelaskan Lukman, mirip dengan konsep counterstrike dan cs go dalam video gim. Satu tim membawa bom dengan waktu dan meletakkannya di base musuh.
Tugas mereka adalah mempertahankan bom tersebut dari serangan musuh hingga waktu habis. Dalam mode ini, hanya ada satu bom yang dapat diambil oleh siapa pun setelah diletakkan. Penting dicatat bahwa bom yang digunakan bukan bom nyata, melainkan hanya program perangkat lunak aplikasi dari Google Store. Bom airsoft ini tidak dapat meledak dan merusak.
Permainan ketiga, Get the Cone (get the flag), melibatkan pembagian pemain menjadi dua tim dengan home base. Masing-masing home base dilengkapi dengan bendera atau cone dan tujuannya adalah mencuri bendera atau cone dari markas musuh untuk dibawa kembali ke markas mereka. Tim yang paling cepat mengumpulkan bendera atau cone akan menjadi pemenangnya.
“Untuk setiap skenario permainan berdurasi satu jam. Kebanyakan bapak-bapak atau orangtua pesertanya. Permainan ini untuk menyalurkan hobinya, karena waktu kecil mungkin ingin jadi tentara, cuma nggak kesampean. Akhirnya airsoft ini bisa jadi wadah menyalurkan hobinya,” jelasnya.
“Semua unit (senjata mainan) harus diukur kecepatan pelurunya tak boleh melebihi 500 fps untuk jenis sniper, 420 untuk jenis electric airsoft rifle,” sambungnya. (pra)