Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bekasi Prediksi Puncak Hujan Terjadi Februari-Maret 2024

ILUSTRASI: Warga menggendong anaknya melintasi banjir yang melanda Perumahan Puri Nirwana Residence di Karangbahagia Kabupaten Bekasi, Maret lalu. Pemkab Bekasi memprediksi puncak hujan di wilayahnya terjadi pada Februari – Maret 2024. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi memprediksi puncak hujan di wilayahnya terjadi pada Februari – Maret 2024. Saat ini, pemerintah setempat mulai memetakan potensi bahaya hidrometeorologi di beberapa wilayah.

Berdasarkan catatan Pemkab Bekasi, pada awal 2023 ratusan ribu warga di 16 kecamatan dan 16 desa terdampak banjir. Di antaranya Tarumajaya, Babelan, Tambun Utara, Tambun Selatan, Sukawangi, Pebayuran, Muaragembong, Cabangbungin, Karangbahagia Kedungwaringin, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Cibitung, Tambelang, Sukakarya, dan Sukatani.

Berdasarkan analisis stasiun Klimatologi Jawa Barat untuk wilayah Kabupaten Bekasi diperkirakan curah hujan Desember hingga Februari 2024 berada di level menengah yaitu sebagian wilayah berada di level 100 milimeter (mm) sampai 400 mm.

“Kemungkinan hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi pada Februari dan Maret 2024, ketika dampak El Nino mulai menghilang,” ujar Dani di Cibitung, Selasa (21/11).

Pihaknya kini telah menerbitkan surat edaran tentang imbauan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Dalam surat itu, terdapat beberapa potensi bencana di wilayah Kabupaten Bekasi, seperti banjir genangan, rob, angin puting beliung, pohon tumbang dan kemungkinan bencana alam lainnya.

“Saat ini dilakukan pendataan dan pemantauan daerah rawan bencana longsor dan banjir sebagai upaya mitigasi bencana, untuk sebagian daerah sudah punya peta rawan bencana tinggal diupdate lagi,” tambahnya.

Sebagai langkah antisipasi awal, Dani mengimbau agar pihak terkait seperti BPBD, TNI, Polri, Relawan, dan instansi lainnya untuk menyiapkan sumber daya baik petugas evakuasi, logistik, peralatan, dapur umum dan lainnya. Selain itu, ia juga meminta setiap kecamatan yang masuk daerah rawan bencana agar membentuk pos komando siaga darurat hidrometeorologi.

“Aktivasi pos komando itu membuat piket 1×24 jam, agar ada petugas di kecamatan, desa, kelurahan yang memantau menerima laporan peringatan dini. Nanti setiap saat akan disampaikan BPBD Kabupaten Bekasi daerah mana yang akan hujan tinggi, angin kencang itu langsung diterima petugas piket di kecamatan. Kemudian disampaikan ke desa-desa rawan bencana hingga RT dan RW,” tutup Dani. (ris)