RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Desember seharusnya sudah masuk dalam status musim hujan. Tetapi cuaca terasa sangat panas sekali. Kondisi ini membuat banyak orang mengeluh karena suhu menyengat luar biasa.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum pada 17-18 Desember 2023 mengalami peningkatatan tinggi.
“Ada peningkatan (suhu) yang sangat signifikan,” ujar Subbidang Prediksi Cuaca Pusat Meteorologi BMKG Nurul Izzah, Selasa (19/12/2023) seperti dilansir Jawapos.com.
BACA JUGA: Suhu Panas Landa Indonesia Gara-gara Ini Penyebabnya Versi BMKG
Berdasarkan pantauan suhu maksimum harian Indonesia, Stasiun Klimatologi Banten menunjukkan angka suhu tertinggi mencapai 36,2 derajat.
Selain itu, Izzah menerangkan bahwa meskipun secara musim saat ini sudah memasukin musim hujan, tampaknya hujan di wilayah Jabodetabek masih relatif tak signifikan.
Kondisi tersebut, katanya, secara umum dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang turut memicu berkurangnya potensi hujan di wilayah tersebut.
BACA JUGA: BMKG Beri Saran Ini Saat Melihat Gerhana Matahari Hibrid
“Dalam sepekan terakhir terdapat pola tekanan rendah di sekitar Utara Indonesia, di antaranya pola tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia Barat Aceh dan Laut Natuna,” terangnya.
“Dan bahkan beberapa hari terakhir terdapat pola tekanan rendah yang telah meningkat menjadi siklon tropis Jelawat di sekitar Laut Filipina,” sambungnya.
Hal itu, kata Izzah, membuat secara tak langsung memicu berkurangnya massa udara basah di sebelah selatan ekuato. Sehingga, potensi awan hujan menjadi relatif berkurang di wilayah selatan ekuator seperti di Jawa, termasuk Jabodetabek.
BACA JUGA: BMKG Sebut Siklon Tropis 98S Landa Wilayah Ini, Waspada Angin Kencang dan Hujan Lebat
“Sedangkan kondisi yang sebaliknya terjadi di wilayah lain seperti sebagian besar Sumatera, Kalimantan. Sulawesi Maluku dan Papua bagian tengah hingga utara, di mana terjadi peningkatan potensi awan hujan di sekitar wilayah tersebut sebagai dampak terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin akibat dari pola tekanan rendah di Utara,” paparya.
Selain itu, adanya El nino menyebabkan suplai uap air dari Pasifik Tengah tak sekuat biasanya. “MJO yang aktif di Indonesia Timur dan Pasifik Barat menyebabkan Indonesia bagian Tengah dan Barat berada pada area suppressed/subsiden,” ungkap Izzah.
Dengan begitu, ia menyebut bahwa untuk wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari kedepan terpantau potensi hujan masih cukup rendah.
“Potensi hujan di Jabodetabek diprakirakan mulai meningkat pada tanggal 23 Desember 2023,” tandasnya. (jpc)