RADARBEKASI.ID, AMERIKA – Penghentian dana oleh negara pro Israel untuk badan PBB yang menangani para pengungsi (UNRWA), atas tuduhan adanya oknum UNRWA diduga berkolusi dengan Hamas dalam serangan ke Israel 7 Oktober 2023 lalu, mendorong Sekjen PBB buka suara.
Dilansir dari MEE (29/1/2024), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar pendanaan untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dipulihkan, dan memperingatkan bahwa jutaan warga Palestina bergantung pada badan tersebut.
BACA JUGA: Oknum Badan PBB Dituding Bantu Hamas, 6 Negara Ini Hentikan Pendanaan UNRWA
Beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, menangguhkan pendanaan untuk badan tersebut pada hari Jumat setelah Israel menuduh bahwa 12 dari 30.000 karyawan di Unrwa terlibat dalam serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.
Merespon tuduhan Israel pada hari Jumat (26/1/2024), UNRWA mengatakan telah memutuskan hubungan dengan sejumlah pegawai dan meluncurkan penyelidikan.
Guterres mengatakan, meski ada kekhawatiran, perlu ada jaminan kelangsungan keberadaan badan tersebut.
BACA JUGA: Israel Tolak Tawaran Pertukaran Tawanan, Rakyat Israel Marah
“Meskipun saya memahami kekhawatiran mereka, saya sendiri merasa ngeri dengan tuduhan ini, saya sangat menghimbau kepada pemerintah yang telah menghentikan kontribusi mereka, setidaknya, menjamin kelangsungan operasi UNRWA,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Guterres menambahkan bahwa dua juta warga sipil di Gaza bergantung pada bantuan penting UNRWA untuk kelangsungan hidup mereka sehari-hari.
Dia memperingatkan bahwa pendanaan yang ada saat ini tidak akan memungkinkan mereka untuk memenuhi semua kebutuhan pada bulan Februari.
BACA JUGA: Pemimpin Hamas Desak Menlu AS Hentikan Agresi Israel di Jalur Gaza
“Pasti ada konsekuensi atas dugaan perbuatan tercela yang dilakukan para pegawai tersebut. Namun puluhan ribu pria dan wanita yang bekerja untuk Unrwa, banyak di antara mereka yang berada dalam situasi paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan, tidak boleh dihukum,” ujar Guterres.
Guterres menambahkan “kita harus menanggapi kebutuhan mendesak dari populasi yang putus asa yang mereka (UNRWA) rawat.”.
UNRWA didirikan pada tahun 1949, setahun setelah Nakba (atau bencana) di mana 750.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka selama pembentukan Israel.
BACA JUGA: Tentara Israel Tembaki Konvoi Kendaraan Pengangkut Bantuan di Jalur Gaza, Begini Reaksi Keras UNRWA
Badan ini dibentuk untuk memberikan layanan kesehatan, pendidikan dan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza, Tepi Barat (West Bank) yang diduduki, Yordania, Suriah dan Lebanon.
Saat ini, UNRWA adalah penyedia lapangan kerja terbesar kedua di Gaza, setelah Hamas. Badan tersebut memiliki total 30.000 karyawan, 13.000 diantaranya berada di Jalur Gaza.
Di daerah Palestina yang terkepung, mereka mengelola 183 sekolah, 22 fasilitas kesehatan dan tujuh pusat layanan wanita, dan beberapa fasilitas lainnya.
BACA JUGA: PM Israel Rencana Tawarkan Rakyat Palestina Pindah ke Negara Ini
Sekolah-sekolah UNRWA dihadiri oleh 286.645 siswa di Gaza, sementara fasilitas medisnya menerima rata-rata kunjungan 3,4 juta per tahun, menurut data PBB.
Setidaknya 136 dari 13.000 staf badan PBB yang berada di Gaza tersebut telah terbunuh oleh serangan Israel sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.
Sekolah, penampungan dan beberapa fasilitas UNRWA telah berulang kali menjadi sasaran pemboman Israel.
Penyerangan ini menyebabkan sejumlah warga sipil Palestina yang terlantar tewas saat berlindung di fasilitas UNRWA. (jpc)