RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, melewati suasana berbuka puasa yang menegangkan pada Sabtu(30/3) lalu. Jelang azan Magrib, warga dikejutkan dentuman ledakan bertubi-tubi yang disertai kepulan asap dan api membumbung tinggi.
Ledakan dan api tersebut berasal dari terbakarnya Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Wilayah Perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu meledak.
Suryadi, Warga RT 01/RW 06 Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, merasakan betul Kepanikan masyarakat yang terjadi pada Sabtu itu.
“Tadi (kemarin) pas bedug maghrib pas saya selesai buka puasa, pertama awalnya kecil terus saya keluar udah terang (api berkobar) akhirnya saya kabur,” kata Suryadi saat ditemui pasca ledakan.
“Ke atas (jalan) dulu , di atas udah ramai orang bawa motor, saya ajak anak istri. Pintu juga belum sempet saya kunci,” imbuh dia lagi.
Ledakan itu membuat dirinya dan keluarga mengalami trauma hingga harus mengungsi di rumahnya sanak keluarganya di wilayah Ciangsana Kabupaten Bogor.
“Ya kalau keadaannya seperti ini, harus gimana ya, pengennya aman, saya putuskan pulang dulu, soalnya pintu (rumah) belum saya kunci, anak istri gak mau pulang, masih takut,” ucapnya.
Sementara itu, Apet Mustofa Ketua RW 06 Cikiwul mengatakan, ada sekitar 40 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi usai kejadian ledakan kemarin.
“Ya gak ada yang pecah sih. Cuma jendela katanya ada yang terkelupas, mocel ada. Retak- retak, katanya ada,” imbuh dia lagi.
Apet menurunkan, mereka yang mengungsi rata rata mengalami trauma dan takut terjadi ledakan keluar yang bisa mengancam keselamatan jiwa.
“Sebagian ke rumah saya. ada dua, parigi depan parigi belakang jadi parigi depan hanya ke depan. Kalai belakang ke rumah saya, mengungsi karena takut ada yang meledaknya keluar. Akhirnya saya suruh ke rumah saya,” jelas dia.
Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jayakarta Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ledakan gudang amunisi Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
“Sampai saat ini kami sudah mengecek seluruh lokasi, di arah permukiman tidak ada korban jiwa. Kami tegaskan tidak ada korban jiwa,” jelas Hasan kepada wartawan di lokasi, Sabtu (30/3) malam.
Hasan memastikan bahwa sistem penanggulangan di Kodam Jaya ini sudah aman dan jauh dari permukiman warga.
“Lokasinya berada di bunker dan di atasnya ada tanggul-tanggul yang mengamankan. Namun jika ledakannya ke atas, bisa menyebar sampai ke beberapa tempat,” jelas Hasan.
“Kami pastikan bahwa prosedur mau pun sistem pengamanan di gudang ini sudah sedemikian rupa aman,” ucap dia melanjutkan.
Penyebab terjadi ledakan itu, Hasan menjelaskan gudang gudang amunisi nomor 6 itu berisi amunisi-amunisi yang sudah kadaluarsa dan pengembalian dari berbagai satuan yang dilayani di seluruh wilayah Kodam.
BACA JUGA: Panglima TNI: Penyebab Ledakan Kemungkinan karena Gesekan Amunisi Kedaluwarsa
“Kami menganalisa bahwa ini karena amunisi yang sudah kadaluarsa, yang sudah dikembalikan dan kami sudah membuat surat untuk penghapusan sebenarnya dari awal tahun kemarin tapi karena ini masih berproses,” jelas dia.
“kita kumpulkan dulu kita rapikan satu persatu sehingga ini kemungkinan adalah karena seperti bahan peledak kan bahan kimia ni yang apa yang kemungkinan sangat labil saat ini dan memang kami tidak pakai lagi ini. Jadi kemungkinan seperti itu,” imbuh dia melanjutkan.
Dalam gudang tersebut, kata Hasan, ada 160.00 jenis dan bahan peledak. Semua ledakan itu berawal dari adanya indikasi asap.
“Jadi, pukul 18.05 WIB tadi, ditemukan indikasi adanya asap di gudang nomor 6, ternyata indikasi ledakan,” ucap dia.
Meski ada ratusan ribu amunisi yang terbakar, namun ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran yang terjadi.
Dalam kunjungannya, Panglima TNI Jendral Agus Subiyanto menyampaikan bahwa amunisi yang sudah kadaluarsa cenderung mudah meledak, gesekan atau terkena panas sedikit bisa memicu potensi ledakan.
“Ya memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia, labil. dia kena gesekan, gerakan, kena panas dia akan mudah meledak. makanya kita punya SOP penggudangannya itu, di bawah tanah,” jelas dia.
Dia menjelaskan, amunisi yang expired itu memiliki masa berlaku hanya 10 tahun, jika sudah tidak digunakan akan di Disposal.
“Setelah dari satuan-satuan itu sudah tidak terpakai dalam masa 10 tahun, dikumpulkan di Gudmurah yang ada di wilayah-wilayah. kemudian melalui pemeriksaan sistematis tersebut, apabila sudah ada hasil pemeriksaan tersebut akan diledakkan di Disposal, seperti itu, “bebernya.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.45 dan pihaknya, akan melakukan investigasi terkait penyebab peristiwa ini. Agus juga menegaskan apabila ada rumah warga yang terdampak mengalami rusak akibat insiden tersebut diminta untuk.
“Tentu nanti kita akan data akan sisi oleh aparat teritorial sekarang sedang bekerja nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat akan kita ganti,” pungkasnya. (rez)











