RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tidak semua desa di Kabupaten Bekasi memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dari jumlah BUMDes yang ada pun, tidak semuanya aktif.
Kepala Seksi BUMDes Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Kabupaten Bekasi, Agus Sugandi, mengatakan dari total 179 desa di Kabupaten Bekasi tidak semuanya memiliki BUMDes.
“Tidak semua desa memiliki BUMDes. Tercatat dari 179 desa di Kabupaten Bekasi, hanya ada 174 BUMDes,” ungkap Agus kepada Radar Bekasi, Rabu (15/5).
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa dari 174 BUMDes yang ada, hanya 111 BUMDes yang berstatus aktif. Sedangkan 63 BUMDes lainnya tidak aktif.
“Namun yang aktif hanya ada 111 BUMDes,” imbuhnya.
Catatan Radar Bekasi 2022, hanya tiga BUMDes di Kabupaten Bekasi memiliki omset cukup besar. Yakni, BUMDEs Pasirgombong mampu menyumbang PADes senilai Rp200 juta per tahun, kemudian BUMDEs Mekarmukti senilai Rp30 juta per tahun, serta BUMDes Karangraharja senilai Rp10 juta per tahun. Sisanya, BUMDes memiliki omset di bawah Rp10 juta per tahun.
Sementara itu, Ketua BUMDes Hegarmukti, Saefudin, mengakui sulitnya mengembangkan BUMDes untuk peningkatan perekonomian desa. Penyebab utamanya masalah anggaran.
“Saya sebagai pelaku BUMDes berani mengatakan apabila BUMDes ini sulit berkembang atau seperti mati suri. Penyebabnya lagi lagi basis anggaran yang harus diperlukan. Namun dalam hal ini kami mulai melakukan terobosan,” ucap Saefudin.
Saefudin menyampaikan bahwa tidak semua desa memiliki BUMDes dan bahkan yang ada pun tidak semuanya aktif. Fenomena ini, menurut dia, disebabkan oleh tidak adanya sinkronisasi antara ketua BUMDes dengan kepala desa sehingga tidak setiap tahun mendapatkan anggaran.
Dikatakannya, pihaknya rutin untuk berdiskusi antara pengurus BUMDes untuk maju.
BACA JUGA: Lelang Revitalisasi Pasar Cikarang Pekan Depan
“Kami ada namanya grup BUMDes, ketika ngumpul kami selalu berdiskusi dan membangun gagasan supaya dapat memajukan BUMDes. Sulitnya maju karena tidak setiap tahun anggaran dikucurkan sehingga untuk pengembangan terjadi mandek,” jelas Saefudin yang baru aktif di BUMDes dua tahun ini.
Pria yang akrab disapa Bejot ini menekankan bahwa pemilihan ketua serta anggota BUMDes harus dilakukan dengan memilih orang yang memiliki jiwa usaha dan kemauan, serta pentingnya membangun hubungan harmonis dengan kepala desa.
Saat ini, Bejot terus menggali potensi alam serta membangun UMKM di wilayah Situ Rawa Binong. Ia telah merancang tiga program yang akan dipromosikan, yaitu wisata pemancingan, paket edukasi pembuatan kopi, dan sanggar budaya yang mencakup tari dan penggunaan alat musik tradisional Sunda.
Kemudian, pihaknya akan memberikan edukasi terkait penanaman benih padi, proses menanam, merawat, dan memanen padi. Diakui, butuh proses dalam memajukan BUMDes.
Saat ini, kedai kopi BUMDes berkolaborasi dengan salah satu pemilik kafe yang sedang membangun tempatnya. Pihkanya juga mengumpulkan tokoh dan seniman budaya yang ada di Desa Hegarmukti untuk bersama-sama memajukan BUMDes.
“Butuh waktu memang, kemudian dalam pengembangan Rawa Binong kami akan mencoba berkomunikasi untuk pemanfaatan Rawa Binong untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Cipayung Kecamatan Cikarang Timur, Ajan, mengakui bahwa BUMDes di wilayahnya tidak berjalan karena terdapat ketidaksesuaian.
“Memang ada kekurangan cocokan dalam perjalanannya. Makanya Bumdes kami tidak berjalan,” ujarnya.
Dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan menggagas kembali dengan mengumpulkan para tokoh masyarakat serta mencari Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.
Ajan menyampaikan bahwa dilibatkannya para tokoh masyarakat untuk membangun BUMDes serta mencari potensi ekonomi yang ada di Desa Cipayung sangat penting.
“Kami ada anggaran desa. Namun ketika dibangun dengan komitmen serta untuk kepentingan masyarakat saya yakini bisa maju. Apalagi disini ada potensi untuk menanam benih ikan patin. Dan saat ini sudah mulai maju. Saya harapkan dilibatkan para tokoh Bumdes Cipayung bisa kembali aktif,” pungkasnya. (and)
BUMDES DI KABUPATEN BEKASI
Total: 174
Aktif: 111
Tidak Aktif: 63
Penyumbang PADes
– BUMDEs Pasirgombong Rp200 juta per tahun.
– BUMDEs Mekarmukti Rp30 juta per tahun.
– BUMDes Karangraharja Rp10 juta per tahun.
– Sisa BUMDes beromset di bawah Rp10 juta
Sumber: DPMPD dan diolah dari pemberitaan.