RADARBEKASI.ID, BEKASI– Puluhan mahasiswa Universitas STIE Syariah Mitra Karya menggelar aksi di depan Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi di Jalan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi pada Rabu (5/6) sore. Dalam orasinya, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu menyuarakan kritik keras terhadap bobroknya proses PPDB Online dan dugaan korupsi yang dilakukan pihak Disdik Kota Bekasi.
“Kami meminta Disdik Kota Bekasi untuk memberikan klarifikasi pada publik terkait status WDP (wajar dengan pengecualian) pada Pelaporan Keuangan tahun 2023 dan mendesak Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk mundur dari jabatannya apabila tidak dapat menyelesaikan kasus tersebut,” kata Mochamad Bayu selaku Korlap Aksi kepada Radar Bekasi, Rabu (5/6).
Para demonstran mengklaim terdapat sejumlah kejanggalan pada laporan dan audir keuangan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Kota Bekasi, salah satunya pada laporan pengelolaan dana pendidikan. Mereka juga menyinggung dana pagu Disdik Kota Bandung tahun anggaran 2023 yang perealisasiannya tidak sesuai.
BACA JUGA: IKA PMII Cari Calon Wali Kota Bekasi yang Komitmen Pemberantasan Korupsi
“Berdasarkan data pagu anggaran Disdik Kota Bekasi tahun 2023, sebesar Rp 280 Milyar lebih dana dialokasikan untuk pendidikan. Namun hanya terealisasikan sebesar 1,5 Milyar dan
itu pula seharusnya belanja modal, tetapi justru Disdik Kota Bekasi malah menulisnya sebagai belanja penyediaan,” ungkapnya.
“Kami menyatakan praduga tindakan korupsi kepada Disdik Kota Bekasi yang sengaja menuliskan hal tersebut untuk bermain dibelakang sana. Karena ini bukan lagi typo melainkan manipulasi yang sudah direncakan oleh Disdik dalam mengakali anggaran tahun 2023 yang seharusnya dialokasikan untuk pendidikan tetapi malah dialokasikan untuk segelintir kelompok,” tudingnya.
BACA JUGA:Lulusan SD di Bekasi Capai 44.560 Siswa, SMP Negeri Hanya Mampu Tampung 30 Persen Saja
Sementara itu, Tahun ini, siswa lulusan SD di Kota Bekasi mencapai 44.560 siswa baik dari SD negeri maupun swasta. Namun hanya 30 persennya saja yang dapat ditampung di SMP Negeri. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya jumlah SMP Negeri di kota pinggiran Jakarta ini.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Warsim Suryana membenarkan bahwa tahun ini siswa siswi yang lulus SD dan melanjutkan ke tingkat SMP Negeri hanya 30 persen saja yang akan masuk ke SMP Negeri. Dari 44.560 siswa siswi SD yang lulus hanya 13.600 sekian yang akan masuk ke SMP Negeri Kota Bekasi, kata dia.
“Ya kita hanya menampung 13.600 siswa siswi yang lulus SD dan masuk ke SMP Negeri. Karena SMP Negeri terbatas,” kata Warsi sapaan akrabnya kepada Radar Bekasi, Rabu (5/6).(rbs)