Berita Bekasi Nomor Satu

Penyemprotan Pestisida Gunakan Drone Lebih Efektif dan Efisien

SEMPROT PESTISIDA: Drone menyemprotkan cairan pestisida di area persawahan Desa Sukamakmur Kecamatan Sukakarya Kabupaten Bekasi, Kamis (27/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penyemprotan pestisida untuk membasmi hama pada tanaman padi di area persawahan kini dapat dilakukan menggunakan drone. Pemanfaatan teknologi ini dinilai lebih efektif dan efisien.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sukamakmur, Cahya Dadang Saleh Manaf, menyatakan bahwa penggunaan drone untuk menyemprotkan pestisida sangat membantu petani dalam hal waktu dan tenaga.

“Tentunya dengan adanya penyemprotan menggunakan drone itu membantu dan waktu lebih efektif. Karena drone bisa menjangkau beberapa hektar dalam waktu satu jam. Bahkan bisa tepat waktu, contohnya kita ada serangan hama kita langsung siapain alat dronenya bisa langsung terbang,” tutur Cahya.

Hal itu dikatakan Cahya saat kegiatan pelatihan menerbangkan drone untuk membasmi hama pada tanaman padi yang diikuti puluhan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) se-Kabupaten Bekasi dan kelompok petani Kecamatan Sukakarya di Desa Sukamakmur, Kamis (27/6).

Menurutnya, jika dilakukan secara manual oleh satu orang, penyemprotan dalam satu hektar membutuhkan waktu satu hari penuh. Hal ini sangat penting mengingat serangan hama pada tanaman padi sering terjadi dengan cepat di wilayah mereka.

BACA JUGA: Mayoritas Pemilik Rumah Subsidi “Jokowi” di Cikarang yang Dibiarkan Kosong Warga Jakarta

“Kalau serangan kita bicara hamparan. Hamparan kita di sini per kelompok ada yang luasnya 50 hektar, minimal 25 hektar itu kapan terselesaikannya. Bukan kita melemahkan manusia atau metode manual, tentunya ada pemahaman dari petani itu sendiri dengan adanya drone itu bisa membantu,” tambahnya.

Cahya juga menyoroti aspek biaya yang sangat efisien dari penggunaan drone. Biaya penyemprotan pestisida per hektar hanya sekitar Rp5 juta, termasuk bahan racun dan insektisida.

Selain itu, petani tidak harus bergantung pada produk pestisida yang disediakan oleh penyedia drone. Mereka juga dapat menggunakan produk lain sesuai kebutuhan.
“Kami kemarin itu per paket per hektar Rp5 juta itu dari insektisidanya dari dia, enam kali penyemprotan sampai panen, itu kalau kita kemitraan oleh drone maxxi ya,” tutur Cahya.

Lebih dari itu, selain efisien secara biaya, waktu, dan tenaga, kualitas panen padi juga tetap terjaga dari berbagai serangan hama yang biasanya menjadi masalah bagi petani. Di Sukakarya, dua jenis padi ditanam, yakni Inpari 32 dengan masa panen 90-100 hari dan varietas Ir-42 dengan masa panen lebih dari 100 hari.

“Panen 2024 musim pertama 8,4 ton. Kalau setahun dua kali sampai 15 hingga 16 ton,” katanya.

Sementara itu, Operator Drone Maxxi Tani, Gifari, menjelaskan bahwa drone spesifik ini mampu menyemprotkan pestisida hingga 20 liter dalam 10 menit. Selain pestisida, drone juga dapat menyemprotkan pupuk setelah dilarutkan untuk penggunaan pada jerigen yang dibawa.

BACA JUGA: Khasiat Bunga Telang untuk Kesehatan

“Hari ini kita pelatihan menyemprotkan pestisida pengendali hama. Penyemprotan pestisida kapasitas dari full tank 20 liter untuk 10 menit sekali penerbangan satu baterai bisa mengcover 3.000 sampai 4.000 meter. Kalau satu hektar bisa tiga kali terbang,” kata Gifari.

Dalam pelatihan tersebut, Gifari menekankan kepada para penyuluh dan kelompok tani pentingnya memahami aplikasi pada remote drone, karena semua pengendalian dilakukan melalui perangkat tersebut.

“Hal yang pertama dilakukan itu mapping area, kemudian diupload ke remot terus save auto pilot untuk nyiram. Jadi yang manual hanya take off dan landingnya aja. Kalau auto pilot menyemprot 10 menit,” tandasnya.

Selain di Kabupaten Bekasi, pelatihan semacam ini juga telah dilaksanakan di empat wilayah lainnya, termasuk Karawang, Subang, Majalengka, dan Indramayu. (ris)