RADARBEKASI.ID, BEKASI – Belum lama ini Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad dan istrinya serta pengurus Dekranasda Kota Bekasi mengenakan baju bernuansa Tiongkok dalam event peragaan Wastra di acara Pekan Kesenian Jawa Barat (PKJB), Minggu (30/6/2024).
Dalam acara itu, Pj Wali Kota Bekasi dan rombongannya dengan bangga mengenakan busana bermptif Tiongkok itu. Hal ini mengundang tanggapan negatif dari budayawan Bekasi.
Budayawan Bekasi Ali Anwar yang juga Ketua Dewan Kesenian Bekasi (DKB) mengatakan, tampilnya Pj Wali Kota dengan kostum berdesain motif Tiongkok dalam Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) itu merupakan pelecehan terhadap budaya Indonesia, khususnya Bekasi.
BACA JUGA: Pj Wali Kota Bekasi Bangga Tampilkan Busana Tiongkok di Acara Pekan Kesenian Jawa Barat
“Karena filosofinya justru menampilkan budaya luar negeri, bukan budaya Bekasi. Dari sini menunjukkan desainer dan Pj Wali Kota Bekasi amat rendah pemahamannya terhadap budaya Bekasi,” kata Ali Amwar, kepada Radar Bekasi, Senin (1/7/2024).
Menurut Ali, kearifan lokalnya dalam event peragaan tersebut hanya sebagai tempelan atau pelengkap, sehingga terkesan merendahkan budaya lokal.
Menurutnya, ini bisa terjadi selain kemampuan riset yang rendah, juga tidak berkonsultasi dulu dengan seniman dan budayawan bekasi, terutama Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bekasi (DK3B).
“Kultur Bekasi bersendikan pada kultur Betawi, yang di dalamnya merupakan perpaduan semua kultur, bukan Tiongkok,” ucapnya .
Begitu juga, kata dia, kasus keteledoran sebelumnya Pemkot Bekasi membuat lampu-lampu taman di sepanjang Jalan Mayor Oking Jayaatmaja dengan ornamen liong atau ular naga khas kultur Tiongkok.
Padahal semua daerah di Jawa Barat menggunakan ornamen motif khas Jabar, seperti maung (macan) dan burung jalak dan lain-lainnya.
“Pemkot Bekasi harus diskusi dulu dengan DK3B segala hal yang berkaitan dengan seni dan budaya Kota Bekasi. Kan di dalam DK3B ada semua unsur terkait seni dan budaya. Di DK3B ada ahli dan praktisi seni budaya,” tukasnya. (pay)