Oleh: Achmad Muwafi, Lc
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang sungguh-sungguh berusaha untuk bersabar, maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) daripada kesabaran.” (HR. Bukhari)
Sabar merupakan suatu sikap atau perilaku yang sangat mulia yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menerangkan tentang kesabaran. Di antaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 153, Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk bersabar. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu musibah yang menimpa seseorang muslim, bahkan duri yang melukainya sekalipun, melainkan Allah akan menghapus (dosa-dosanya).” (HR. Bukhari)
Hadist ini menjelaskan bahwa dibalik musibah yang menimpa kepada seorang muslim, sesungguhnya Allah SWT akan menghapus kesalahan dan dosa yang pernah ia lakukan. Bahkan Allah SWT akan memberikannya pahala dengan jumlah yang tidak terbatas. Allah SWT berfirman. “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa perhitungan.” (QS. Az-Zumar ayat 10).
Nabi Muhammad SAW adalah orang paling sabar. Kesabaran Nabi Muhammad SAW ini dapat dijadikan tauladan bagi seluruh umat muslim. Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW setiap kali pulang dari masjid selalu diludahi oleh orang kafir.
Suatu hari Rasulullah tidak mendapati orang kafir tadi di tempat biasa ia meludahi beliau. Ketika Rasulullah mengetahui bahwa orang itu sakit, beliau bergegas untuk menjenguknya. Beliau tidak membalas atas perlakuan buruknya. Justru beliau mendoakannya. Dan karena sebab itulah, orang kafir tersebut mengucapkan kalimat syahadat dan memeluk agama Islam.
Nabi Muhammad pernah berdakwah ke negeri Thaif. Kedatangan beliau di Thaif justru mendapatkan penolakan dari penduduknya. Mereka melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu sehingga menyebabkan kedua kakinya berlumuran darah.
Dalam sebuah riwayat, malaikat penunggu gunung menawarkan bantuan kepada beliau SAW untuk membinasakan penduduk Thaif. Namun tawaran ini ditolak oleh Rasulullah, bahkan beliau mendoakan mereka supaya mendapatkan hidayah dan pengampunan dari Allah SWT.
Beliau SAW berdoa, “Saya berharap mudah-mudahan Allah memberikan kepada mereka keturunan yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. (*)
Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Wakil Ketua Umum Asosiasi Kiai dan Intelektual (AKIL) Indonesia, Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi