RADARBEKASI.ID, BEKASI-Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecepatan makan berhubungan dengan berat badan. Kecepatan makan juga berkaitan dengan perluasan perut yang berpengaruh pada proses biologis yang menentukan berapa banyak makanan yang dikonsumsi seseorang. Melansir dari Jawapos, berikut hubungan terkait bagaimana kecepatan makan mempengaruhi berat badan.
Makan terlalu cepat menekan mekanisme biologis yang memberi tahu kapan seseorang sudah kenyang. Informasi ini diatur oleh beberapa hormon, yang terpenting adalah kolesistokinin. Saat Anda mengunyah makanan, sebuah proses dimulai yang memberi tahu otak bahwa Anda “kenyang”.
Melansir dari poscast Raditya Dika, Dokter spesialis gizi, Christopher Andrian, menjelaskan bahwa proses mengunyah makanan memiliki kaitannya dengan perasaan kenyang yang disampaikan ke otak. “Proses mengunyah (penting) untuk orang yang obesitas (dan) mau menurunkan berat badan,” jelas Christopher Andrian.
BACA JUGA:Hati-Hati, Makanan Ini Bisa Tingkatkan Resiko Penyakit Jantung
“Ngunyah memberikan feedback ke otak sehingga mengurangi rasa lapar. Ngunyah cepat biasanya jika sudah habis (makanan) masih terasa lapar, tapi kalau orang yang makannya lama belum habis sudah kenyang,” lanjutnya.
Beberapa penelitian menunjukkan makan lebih lambat dapat mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi, termasuk pada orang dengan berat badan normal dan obesitas. Dalam suatu penelitian semua peserta, baik dengan berat badan normal dan obesitas diberi kesempatan makan dengan tenang dan dalam kondisi yang memungkinkan dilakukan secara perlahan.
Terkadang mereka diminta makan dengan cepat. Hasilnya menunjukkan bahwa semua peserta makan lebih sedikit saat mereka makan perlahan dan kemudian merasa kurang lapar dibandingkan saat mereka makan lebih cepat. Semua makanan yang dimakan dalam waktu kurang dari 20 menit dianggap terlalu cepat, terlepas dari jenis makanan apa yang sedang dimakan. (ce1)