Berita Bekasi Nomor Satu

Komarudin Ibnu Mikam: Konversi Lahan di Kabupaten Bekasi Ancam Ekologi dan Budaya Lokal

ILUSTRASI: Foto udara pembangunan perumahan komersil di Cibitung Kabupaten Bekasi, belum lama ini. Bapenda Kabupaten Bekasi mengambil langkah strategis untuk meningkatkan PAD dari sektor pajak. Langkah yang diambil, Bapenda memberikan diskon kepada wajib pajak. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Momentum Hari Jadi ke-74 Kabupaten Bekasi harus menjadi evaluasi besar untuk menata daerah yang lebih baik lagi kedepannya dari berbagai aspek.

Pemerintah Kabupaten Bekasi dinilai belum cukup efektif dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Selain itu, identitas masyarakat Kabupaten Bekasi mulai tergerus oleh perubahan zaman yang diakibatkan oleh masifnya konversi lahan.

“Saya kira Kabupaten Bekasi harus berhenti untuk membanggakan diri dengan kawasan industrinya. Karena sejumlah risiko ekologis itu menjadi konsekuensi logis atas konversi lahan,” ujar Tokoh Masyarakat Kabupaten Bekasi, Komarudin Ibnu Mikam, kepada Radar Bekasi, Rabu (14/8).

Menurut Komarudin, aspek ekologis harus dievaluasi dan mendapatkan perhatian utama, mengingat konversi lahan pertanian ke industri dan perumahan sangat masif di Kabupaten Bekasi.

Sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi, ia menilai pemerintah perlu menahan konversi lahan secara fundamental untuk menjaga sawah-sawah yang menjadi penyanggah banjir dan resapan air.

“Itu yang harus diperhatikan, sehingga jiwa kebudayaan lokal itu bisa hidup, bisa tumbuh. Kalau hari ini konversi lahan begitu masif, saya yakin kita akan kehilangan segalanya di Kabupaten Bekasi. Termasuk hayati, kekayaan budaya, dan juga kecintaan terhadap jati diri swatantra wibawa mukti sudah nggak ada lagi. Saya khawatir kita kehilangan jati diri sebagai orang Bekasi,” tukasnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Komarudin menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak sembarangan dalam menerbitkan izin operasional atau surat izin usaha.

“Ya, tentunya harus ditahan ijin-ijin industri terbit di Kabupaten Bekasi. Kalau nggak ada evaluasi atas penerbitan ijin kawasan industri dan perumahan, kita akan tenggelam bersama,” ungkapnya.

Terkait calon bupati yang mencuat seperti Dani Ramdan, Akhmad Marjuki, BN Holik Qodratulloh, dan Ade Kuswara Kunang, Komarudin menyatakan belum ada satu pun kandidat yang terbukti memiliki kemampuan untuk membawa Kabupaten Bekasi ke arah yang lebih baik dalam lima tahun ke depan.

“Kita berharap, pemimpin yang memang punya tujuan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan para warga Kabupaten Bekasi. Bukan sekedar pencitraan, branding, lift service. Apalagi sekedar mencari uang buat kantong pribadi,” sambungnya, dengan nada yang penuh harapan. (pra)